Langsung ke konten utama

Dukamu Malam Ini

Ku lihat dirimu terpaku

Malu sejadi-jadinya

Tak pernah sedikitpun terbesit di pikirmu

Dia akan berlaku seperti itu


Apa memang ini definisi salah menilai dengan baik?

Percuma kau ucap bahwa dia one of your one call away

Percuma kau anggap dia tier satu

Nyatanya semua selalu tentangnya


Berjam-jam kau termangu berpikir mengapa rasanya sesakit itu

Padahal kau sudah mengenalnya

Malam hari ini, kau alihkan pikir dan sedihmu

Tapi sepulangnya, kau masih mencari jawaban


Bahkan kau alihkan berbincang dengan teman yang kau anggap pria

Setelah perbincangan itu usai, bukan hiburan yang kau dapat

Justru, kenyataan yang berlawanan dengan nilaimu

Kejujuran yang juga menambah perih


Akhirnya malam ini kau tersudut

Di sebuah ruang kecil beruukuran 2,5 x 2,5 m

Di atas kasur yang sama hitamnya dengan perasaanmu

Dihiasi hening yang lebih kencang daripada suara papan ketik di laptopmu


Setelah sekian lama, dirimu tidak berkata-kata

Akhirnya malam ini kau kembali

Dengan segala kerumitan yang mengacacu pikirmu

Dengan sesak di dadamu yang mulai tak teratur

Bersama asam lambungmu yang seakan ikut mencekat hampir ke kerongkongan

Dan semuanya bersatu seolah orkestrasi kenyataan yang harus ditelan, getir


Tak kalahnya hening, sunyi dan sepi ini justru menyadarkan dirimu

Betapa rasanya sendiri, sulitnya bertahan di jalan yang kau pilih sejak lama

Meski di saat yang sama, justru kau semakin yakin dan dekat dengan Tuhanmu

Di saat yang sama, kau paham, Tuhanmu sedang mengajarkanmu


Kau seolah tak siap menanti esok

Menanti bagaimana harus menghadapinya

Bukan lagi karena kau butuh, tapi justru kecewa sudah disimpulkan

Harga dirimu jatuh karena kebohongannya


Mungkin baginya remeh temeh

Apa dia lupa bahwa senang baginya belum tentu senang bagi yang lain

Kau bingung menyelesaikan kekesalan ini

Wajar, karena mungkin dosamu banyak sehingga ini harus kau hadapi

Atau di saat yang bersamaan, Tuhan hanya ingin memperjelas bahwa dia bukan orang baik


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika Terhadap Aspek Kehidupan

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika  Terhadap Aspek Kehidupan Disusun Oleh: {          Diajeng Anjarsari Rahmadhani {          Kezia Grace Monica {          Kresna Dwiki Ramadhana {          Rashif Imaduddin Lukman KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmatnya sehingga kami dari Kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah mengenai Zat Adiktif dan Psikotropika. Makalah ini kami buat dengan penuh ketelitian dan kami rangkum dari beberapa sumber yang dapat dipercaya.  Makalah ini kami harap dapat bermanfaat bagi pembaca mengingat banyaknya pemanfaat negatif dari zat adiktif dan psikotropika. Dengan adanya makalah ini kami harap kita semua dapat terhindar dari dampak negatif zat adiktif dan psikotropika.Zat adiktif dan psikatrop...

Kontemplasi Waktu

2021  I said : Jodohku sedang sekolah lagi, jadi belum ketemu sekarang Turns out 2023 Ternyata aku mendapatkan rezeki sekolah lagi. Apakah ini cara-Nya untuk terus membuatku berkembang? ‐--- 2016 I said : It was wrong, I wanted to start from 0 again and fix the friendship with him. Turns out  2017 Allah swt keep me away from him and show me something to realize Turns out 2020 I knew we were something and I knew why He kept me away from him. Allah swt knows me best than me and He knows I couldn't grow better with him. At the same year, I knew someone older. Someone called friend but shared a lot of perspective, listening to my childish complaint, and always able to calm me down. Until then found out, our perspective and the way we want in marriage are totally different. Until I make dua for the best and we stop communicating until then he found the right one. Meanwhile I was still searching for the meaning in life and marriage.  ---- 2022 In the confusion of what next I ne...

Terjebak Dalam Bayangan

Manusia, oh Manusia Terjebak dalam angan kemungkinan dalam pikirnya Padahal sudah berulang kali dijauhkan oleh-Nya Berlalu waktu, hidupnya tenang dan baik saja Halaman tua sudah ditutup Namun, terganjal saat lintasan bayangnya nyata di mata Bukan ingin mengulang, tapi hanya saja ini tersisa kemungkinan Dibukanya kembali halaman itu Diteliti kembali karena sudah lupa rasa Baru buka satu dua kalimat, ternyata logika menolak Untuk kesekian kali, memori pahitnya mencuat Untuk apa berupaya tapi ternyata hanya give and give Untuk apa mendengar kalau ternyata tidak pernah ada pertanyaan berbalas Ternyata buku lama itu memang diperlukan Dibaca kembali, agar hati tidak menjadi bodoh Evaluasi dapat dianalisis, hingga dirimu tidak lagi jatuh pada angan Yakinlah jalanmu sejauh ini diatur oleh-Nya Dijauhkan dan ditemukan dengan orang-orang yang jauh lebih memahami Maka, manusia, kenapa ragu akan takdir-Nya Kenapa takut akan tidak menemukan padahal jalanmu adalah ditemukan Bacalah jalanmu, sepertiny...