Langsung ke konten utama

Esensi dan Tradisi

Pada awalnya, semua tradisi itu merupakan ide dan cetusan yang bertujuan pada satu hal yaitu kemajuan dan ciri khas. Tradisi yang saya maksud di sini bukanlah tradisi budaya atau agama. Namun, lebih kepada sebuah ide yang dijadikan patokan untuk diteruskan dan diturunkan dari satu generasi kepada generasi berikutnya. Ide itu pasti berawal dari sebuah permasalahan dan muncul solusi yang dikira saat itu mampu untuk menyelesaikannya.
          Sudah berulang kali saya atau                   mungkin Anda mengikuti sebuah
          tradisi yang biasa disebut                           pembinaan atau kaderisasi pada
          awal kita menjadi bagian baru                 dari sebuah institusi. Saya yakin
          bahwa pencetusnya bertujuan
          untuk menanamkan karakter dan
          nilai.
Namun, saya rasa kita perlu meninjau dan observasi kembali akan tradisi yang pernah kita jalani atau bahkan menjadi bagian dari kehidupan kita itu. Pembinaan melalui sistem kaderisasi atau masa orientasi yang kita jalankan kini mungkin memiliki tujuan yang sama seperti para pencetusnya. Namun, pertanyakan kembali bagi kita yang mengikuti ataupun pembuat sistem itu. Bagi peserta, hal itu mungkin akan membantunya untuk peserta. Namun, bagi sebagian lagi, mereka akan terus mempertanyakan esensi dari semua yang mereka jalani. Akankah mereka yang membuat sistem itu benar-benar berniat untuk membina atau untuk prestise semata. Atau mungkin kita semua hanya pengikut sejati baik peserta maupun penyelenggara. Terkadang kita akan selalu mencaci perlakuan yang harus kita terima untuk mendapat nilai dan karakter itu karena ketidakadilan atau tidak adanya transparansi ataupun pembuktian omongan. Namun apa yang terjadi ketika waktu berlalu dan mereka yang mencaci dihadapkan pada tradisi itu lagi sedangkan pada saat itu mereka yang harus melanjutkannya sebagai tradisi. Tak jarang mereka yang mencaci tidak mampu membawa perubahan pada tradisi itu. Kita terlalu takut untuk merenovasi tradisi yang ada. Semuanya akan kembali dipertanyakan ke dalam nurani masing masing.
 
Apakah semua yang dilakukan dilandaskan oleh ketulusan dan keikhlasan niat?

    Apakah esensi itu tetap ada pada tradisi yang terus menerus berulang entah itu dievaluasi atau malah mengalami pergeseran niat?

     Apakah kita bisa mempertanggungjawabkan apa yang sudah tercaci oleh mulut kita atau malah kita akan berada pada posisi cacian itu?

Ekspresikan diri sesuai keinginan dan passion kita masing masing. Kita mungkin harus mengikuti tradisi itu untuk mencapai passion kita meski pahit dan bertentangan dengan prinsip kita. Cukup kita berkecimpung pada tradisi yang tidak kita nikmati sekali dan berinovasilah agar tradisi itu tidak lagi menjadi cacia. Karena zaman sekarang sangat sulit mencari orang yang tulus dan mengerjakan sesuatu tanpa harap kebanggaan dan prestise. Mari sejenak observasi kembali dan mencari esensi
         

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika Terhadap Aspek Kehidupan

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika  Terhadap Aspek Kehidupan Disusun Oleh: {          Diajeng Anjarsari Rahmadhani {          Kezia Grace Monica {          Kresna Dwiki Ramadhana {          Rashif Imaduddin Lukman KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmatnya sehingga kami dari Kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah mengenai Zat Adiktif dan Psikotropika. Makalah ini kami buat dengan penuh ketelitian dan kami rangkum dari beberapa sumber yang dapat dipercaya.  Makalah ini kami harap dapat bermanfaat bagi pembaca mengingat banyaknya pemanfaat negatif dari zat adiktif dan psikotropika. Dengan adanya makalah ini kami harap kita semua dapat terhindar dari dampak negatif zat adiktif dan psikotropika.Zat adiktif dan psikatrop...

Terjebak Dalam Bayangan

Manusia, oh Manusia Terjebak dalam angan kemungkinan dalam pikirnya Padahal sudah berulang kali dijauhkan oleh-Nya Berlalu waktu, hidupnya tenang dan baik saja Halaman tua sudah ditutup Namun, terganjal saat lintasan bayangnya nyata di mata Bukan ingin mengulang, tapi hanya saja ini tersisa kemungkinan Dibukanya kembali halaman itu Diteliti kembali karena sudah lupa rasa Baru buka satu dua kalimat, ternyata logika menolak Untuk kesekian kali, memori pahitnya mencuat Untuk apa berupaya tapi ternyata hanya give and give Untuk apa mendengar kalau ternyata tidak pernah ada pertanyaan berbalas Ternyata buku lama itu memang diperlukan Dibaca kembali, agar hati tidak menjadi bodoh Evaluasi dapat dianalisis, hingga dirimu tidak lagi jatuh pada angan Yakinlah jalanmu sejauh ini diatur oleh-Nya Dijauhkan dan ditemukan dengan orang-orang yang jauh lebih memahami Maka, manusia, kenapa ragu akan takdir-Nya Kenapa takut akan tidak menemukan padahal jalanmu adalah ditemukan Bacalah jalanmu, sepertiny...

EVALUASI

Kita tak akan pernah sama lagi setelah badai demi badai datang menerjang. Aku lupa, bahwa Allah swt menyayangi hamba-Nya dengan ujian yang dihadirkannya. Di saat yang sama, keimanan dan ilmu yang kita punya pun diuji. Membiarkan pilihan dan hati terbuka, telah membantu aku untuk melihat betapa dunia memang bukan tempat untuk nyaman. Betapa manusia tidak konsisten dengan dirinya sendiri. Bahkan sebagian terlihat menghindar atau penegcut, sibuk menyelamatkan citra dan keberadaan diri sendiri. Banyak hal yang terjadi di tahun ini. Banyak pelajaran yang dihadirkannya dan menantang diri untuk menunjukkan keberadaannya agar tidak diperlakukan seenaknya. At the end of the day, no one can help unless yourself. Aku mengenal beberapa manusia yang memiliki ambisi pada karir. Karir yang terlihat merupakan bagian besar dari hidupnya. Tidak salah memang, karena 5/7 akan dihabiskan di kantor, atau bahkan weekend. Mengejar ambisi dan keinginan yang mereka ciptakan. Hingga pada pertanyaan, apa aku juga...