Harusnya aku tahu, diamku akan sebabkan luka
Kenanganku akan menyebabkan rindu yang amat mendalam
Egoku yang terpendam akan meluap
Hati yang dipaksa tenang akan marah
Jika aku bisa bertanya sepuasnya
Logikaku mati, nafsuku mencampuri
Dan semua jika yang kuandaikan
Tak pantas dicipta dan dipertanyakan
Sejak saat itu, aku biarkan hati mati tertutup
Kukira langkah itu tepat,
Ternyata logika menjadi teramat lelah tanpanya
Tanpa sadar ia terluka
Rintik hujan mencibir air mata yang mencoba bertanding
Udara mendesak paru-paru yang terengah-engah menghirup
oksigen
Nuraniku berteriak tanpa suara
Lelah teramat sangat ia menyimpan emosi ini
Hanya pada-Nya aku berharap pelukan terhangat
Seolah dirangkul, maka air mata mencoba menandingi rintik
hujan
Semakin sesak dan biarlah ruangan ini menjadi saksi
Karena tak ada yang ingin menjadi saksi
Untuk segala keegoisan yang ingin meminta maaf
Untuk segala tindakan ceria yang senang berpura-pura
Untuk kemarahan yang telah diredam
Untuk gelisah yang selalu cemburu pada ketenangan
Jangan menuntutku lagi
Kubiarjan kalian keluar, tapi tolong
Persiapkan diri karena setelah ini mereka menanti
keceriaanmu
Kesendirian ini akan melepasmu
Komentar
Posting Komentar