Takdir telah tergaris untuk setiap manusia. Namun, bukan berarti tak dapat diubah. Banyak hal yang terjadi pada hidup, banyak langkah yang harus diambil. Pada perjalanannya, ditemui banyak manusia lain yang dengan indah menemani hari. Menemani hingga perlahan rasa indah itu muncul. Sering kali perpisahan harus terjadi saat kebersamaan itu tercipta secara apik. Dibebaskannya dinding yang membatasi. Ketika dinding itu mulai runtuh dan anggotanya mulai melebur jadi satu, ada pihak yang datang untuk memindahkan.
Perpindahan tetap harus terjadi, tak peduli diingini atau pun tidak. Pada keikhlasan, terkadang hati mengutuk. Mengerang pada nasib yang harus tetap dijalani meski tak diingini. Sulit menemukan pengganti atau tak perlu mencari pengganti. Syukur atas segala nikmat dan rasa.
Duhai jiwa yang masih ingin berkelana, bebaskan hati dari gundah dan keraguan. Mantapkan langkah pada tujuan yang akan menjadi pasti. Goreskan tinta pada lembaran yang telah tersiapkan. Pastikan langkah yang lalu memang telah berlalu. Indahkan masa depan dengan usaha yang menanti untuk dikerjakan.
Dilepasnya kenangan yang perlu dilepas. Membuang rasa yang sudah menjadi kadaluwarsa. Dirasa masa depan sudah menanti maka jiwa bergerak berlari.
Untuknya yang pernah membuat bingung, dengan setulus hati, kini benar-benar ku ikhlaskan. Perbaikilah jalanmu untukmu sendiri. Ubahlah arusmu jadi arah yang memang engkau sukai. Sukaku tak akan mampu lagi menemanimu dan dukaku tak akan pernah lagi menjadi bagian dari ceritamu.
Terserah padamu. Jika engkau masih ingin membagi dukamu denganku, maka aku anggap itu merupakan celah untukku berbuat kebaikan. Tak masalah jika sukamu tak pernah menjadi bagian dari sukaku. Dan memang sepertinya, jalan kita tidak akan bersinggungan kembali. Lepaskanlah segala kata yang belum sempat kau ucap, kapan pun, aku siap mendengar. Ketika engkau sudah mengatakan yang sejujurnya, mungkin aku akan mengatakan yang sejujurnya pula dari sisiku. Dirimu sudah terlalu lama.
Ku mencari dan mungkin menemukan. Menemukan hanya untuk sekedar belajar dan memperkaya diri sebab ku tak ingin memulai kembali. Ku biarkan waktu berlalu, menanti dia yang nantinya mungkin menghampiri.
Padanya yang kutemui, tak mampu kudekati. Padanya, ku gemar memandang. Meski semakin ke sini, semakin memudar untuk mencoba. Ku pastikan langkahku ada di beberapa meter lagi dan tak perlu kupastikan siapa yang akan berada bersamaku. Lebih penting bagiku untuk menyimpan dengan baik terkait siapa yang telah hadir. Ada cahaya di ujung sana yang menanti untuk diambil dan di sekelilingnya sudah ada manusia lain dengan cahayanya. Pada lingkungan itu, aku harus segera menyesuaikan. Mungkin di sana adalah tempat kesayanganku selanjutnya.
Dilepasnya kenangan yang perlu dilepas. Membuang rasa yang sudah menjadi kadaluwarsa. Dirasa masa depan sudah menanti maka jiwa bergerak berlari.
Untuknya yang pernah membuat bingung, dengan setulus hati, kini benar-benar ku ikhlaskan. Perbaikilah jalanmu untukmu sendiri. Ubahlah arusmu jadi arah yang memang engkau sukai. Sukaku tak akan mampu lagi menemanimu dan dukaku tak akan pernah lagi menjadi bagian dari ceritamu.
Terserah padamu. Jika engkau masih ingin membagi dukamu denganku, maka aku anggap itu merupakan celah untukku berbuat kebaikan. Tak masalah jika sukamu tak pernah menjadi bagian dari sukaku. Dan memang sepertinya, jalan kita tidak akan bersinggungan kembali. Lepaskanlah segala kata yang belum sempat kau ucap, kapan pun, aku siap mendengar. Ketika engkau sudah mengatakan yang sejujurnya, mungkin aku akan mengatakan yang sejujurnya pula dari sisiku. Dirimu sudah terlalu lama.
Ku mencari dan mungkin menemukan. Menemukan hanya untuk sekedar belajar dan memperkaya diri sebab ku tak ingin memulai kembali. Ku biarkan waktu berlalu, menanti dia yang nantinya mungkin menghampiri.
Padanya yang kutemui, tak mampu kudekati. Padanya, ku gemar memandang. Meski semakin ke sini, semakin memudar untuk mencoba. Ku pastikan langkahku ada di beberapa meter lagi dan tak perlu kupastikan siapa yang akan berada bersamaku. Lebih penting bagiku untuk menyimpan dengan baik terkait siapa yang telah hadir. Ada cahaya di ujung sana yang menanti untuk diambil dan di sekelilingnya sudah ada manusia lain dengan cahayanya. Pada lingkungan itu, aku harus segera menyesuaikan. Mungkin di sana adalah tempat kesayanganku selanjutnya.
Komentar
Posting Komentar