Langsung ke konten utama

SAJAK II

Kudapati diri pada persimpangan yang membentuk karakterku seperti ini. Rasanya ada peluh yang menghimpit hingga sesak di dada menderu. Tak lagi kutemui tawa yang singgah pada sisa malam bersama teman-teman yang kini sulit dicari pengganti. Perlahan namun pasti, semua memudar dan sirna. Tergantikan dengan hal-hal baru yang diingini ataupun tak pernah dipikirkan sedikitpun. Pencarian bergulir dan entah masih bermakna atau tidak. Sebab banyak hal pada akhirnya ditemui tanpa dicari.

Aku bergelut dengan sekelumit pemikiran yang sekarang tak lagi mampu dibedakan mana yang penting. Kini lebih banyak hal terasa penting dan karena pentingnya, tak lagi mampu memberikan ruang untuk bernapas lega tanpa berpikir. Waktu mengantarkan pada pertemuan yang bahkan tak diingini. Waktu membawakan perpisahan yang semakin sering dijumpai maka semakin bijak dipahami.

Penuh liku yang ada. Penuh luka dilewati. Tiada hari tanpa lelah dan letih. Katanya semua itu akan berbuah manis pada waktunya. Katanya, mungkin hanya bisa dinanti dan dipercayai.

Gerimis merundung mengundang nostalgia yang membawa syukur. Kemana arah yang harus aku tempuh, aku tak punya pilihan. Bukannya tidak memilih juga merupakan pilihan. Rasanya apa yang dijalani saat ini hanya lah arus yang telah ditakdrkan untuk dilewati. Kecuali jika memang nanti ada ruang untuk bergerak bebas.

Munafik jika dikatakan dapat berdiri sendiri. Sebab dalam setiap kesulitan, manusia tetap membutuhkan pertolongan. Perlu didengar dan dimengerti. Lebih dalam lagi, perlu mengerti sebelum dimengerti. Jika pada akhirnya kita menari di atas keterpaksaan, maka patutlah kita menjadi pelakon yang handal. Kita menjadi bisa meski hati tak menginginkan hingga akhirnya kita mengabaikan apakah nurani ingin atau tidak.

Beberapa hal justru sulit ditemukan ketika sungguh dicari. Beberapa hal datang tanpa dicari dan justru bisa mendominasi. Sulit memilih atau tidak memilih sama sekali.

Kita berada dalam zona dan alur yang berbeda. Dengan rencana yang berbeda untuk setiap orang. Tak patut rasanya membandingkan dan menuntut sesuatu yang tak ditakdirkan.

Beribu tetas air mata mungkin sudah mengalir untuk mengungkap makna karena kata-kata tak lagi mampu mengungkapkan makna dan bercerita. Angin sejuk malam ini membuatku sedikit bernapas. Melupakan hal yang hadir kembali esok hari untuk dijalani. Inilah yang dihadiahkan untuk kujalani. Untukmu, entah seperti apa. Dengan perbedaan, kita bisa saling melengkapi dan mendengar karena ujian kita berbeda. Kita butuh rehat.....



Sumedang, 2 November 2019, Jl. Prabu Geusan Ulun (Ngopi Bung),  22:19 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika Terhadap Aspek Kehidupan

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika  Terhadap Aspek Kehidupan Disusun Oleh: {          Diajeng Anjarsari Rahmadhani {          Kezia Grace Monica {          Kresna Dwiki Ramadhana {          Rashif Imaduddin Lukman KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmatnya sehingga kami dari Kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah mengenai Zat Adiktif dan Psikotropika. Makalah ini kami buat dengan penuh ketelitian dan kami rangkum dari beberapa sumber yang dapat dipercaya.  Makalah ini kami harap dapat bermanfaat bagi pembaca mengingat banyaknya pemanfaat negatif dari zat adiktif dan psikotropika. Dengan adanya makalah ini kami harap kita semua dapat terhindar dari dampak negatif zat adiktif dan psikotropika.Zat adiktif dan psikatrop...

Dukamu Malam Ini

Ku lihat dirimu terpaku Malu sejadi-jadinya Tak pernah sedikitpun terbesit di pikirmu Dia akan berlaku seperti itu Apa memang ini definisi salah menilai dengan baik? Percuma kau ucap bahwa dia one of your one call away Percuma kau anggap dia tier satu Nyatanya semua selalu tentangnya Berjam-jam kau termangu berpikir mengapa rasanya sesakit itu Padahal kau sudah mengenalnya Malam hari ini, kau alihkan pikir dan sedihmu Tapi sepulangnya, kau masih mencari jawaban Bahkan kau alihkan berbincang dengan teman yang kau anggap pria Setelah perbincangan itu usai, bukan hiburan yang kau dapat Justru, kenyataan yang berlawanan dengan nilaimu Kejujuran yang juga menambah perih Akhirnya malam ini kau tersudut Di sebuah ruang kecil beruukuran 2,5 x 2,5 m Di atas kasur yang sama hitamnya dengan perasaanmu Dihiasi hening yang lebih kencang daripada suara papan ketik di laptopmu Setelah sekian lama, dirimu tidak berkata-kata Akhirnya malam ini kau kembali Dengan segala kerumitan yang mengacacu pikirmu ...

Kontemplasi Waktu

2021  I said : Jodohku sedang sekolah lagi, jadi belum ketemu sekarang Turns out 2023 Ternyata aku mendapatkan rezeki sekolah lagi. Apakah ini cara-Nya untuk terus membuatku berkembang? ‐--- 2016 I said : It was wrong, I wanted to start from 0 again and fix the friendship with him. Turns out  2017 Allah swt keep me away from him and show me something to realize Turns out 2020 I knew we were something and I knew why He kept me away from him. Allah swt knows me best than me and He knows I couldn't grow better with him. At the same year, I knew someone older. Someone called friend but shared a lot of perspective, listening to my childish complaint, and always able to calm me down. Until then found out, our perspective and the way we want in marriage are totally different. Until I make dua for the best and we stop communicating until then he found the right one. Meanwhile I was still searching for the meaning in life and marriage.  ---- 2022 In the confusion of what next I ne...