Langsung ke konten utama

Melepas Perpisahan

Meresap pada berbagai elegi yang tercipta dalam hening yang cukup menggelegar. Nafasku terengah dalam pijakan yang rasanya tak lagi mampu kurasa. Kehilangan adalah wujud perayaan dari tidak terbiasa.

Memang pada hakikatnya, adaptasi adalah poin penting dalam keberlangsungan hidup di dunia yang fana ini. Kurasakah getaran saat awal kita melihat adanya harapan. Adanya kebiasaan dan hal baru yang akan mengubah dunia kita berdua. Entah untuk sesaat atau selamanya. Sebisanya tak terbias pada ekspektasi yang hadir mencoba menggurui logika dan fakta.

Dalam kenyamananku pada kesendirian, bayangan dan bentuk jelas dirimu hadir. Pertemuan demi pertemuan dan perkenalan yang kita jalani berwujud pada sebuah simpul yang menemukan kesamaan antara kita berdua. Perbedaan yang ada rasanya dapat ditoleransi karena kesamaan sudah sangat cukup membuat perdebatan kalah olehnya.

Di balik berbagai pertemuan dan jarak yang coba kita taklukkan, kepercayaan menjadi inti pada hal-hal yang kita yakini dapat berlangsung. Lingkungan yang berbeda pada keseharian menjadikan topik obrolan kita terasa lebih ranum dari buah yang siap dipetik dan dinikmati.

Kita terlalu mahir dalam hal menyamankan diri pada ketidaksesuaian. Mengalahkan idealisme demi kepentingan bersama. Hingga membuat kita terlupa tentang hakikat keinginan dan kebebasan diri.

Waktu menggerus hal-hal yang kita anggap dapat kita perjuangkan. Ada beberapa hal yang kita temui jauh lebih baik dari apa yang pernah kita jalani dan miliki. Kita lupa akan keinginan diri yang sebenarnya.

Perlahan kita mundur dari pijakan yang telah dipilih. Kita terlalu pandai mengisi kekosongan dengan saling menemukan dan segala hal yang akhirnya kita runtuhkan demi terwujudnya sebuah kenyamanan dan rasa akan hal yang tidak pernah ada.

Kita terlalu pandai mencari cara untuk menyatukan, tapi lupa cara sopan untuk mengizinkan perpisahan. Kata-kata yang terucap terlalu lantang meski memang itu adalah hal yang sebenarnya ingin dikatakan. Bergelut dengan penerimaan yang sejatinya tak pernah benar-benar kita terima hanya karena ternyata kita takut untuk sendiri lagi.

Pada akhirnya, kita berdua paham bahwa kita memang sejenis dalam prasangka dan pikiran. Jujur pada diri sendiri bahwa tak akan baik untuk diteruskan meski aku yang harus berkorban kondisi. Tak mengapa bagiku, karena daripada terus dipaksakan. Jika ini diteruskan, maka kita akan kehilangan jati diri kita yang sebenarnya. Menjadi orang berbeda yang tak kita hendaki. Tak selamanya perpisahan menjadi bayangan hitam meski tetap akan menyisakan duka. Selamat Menempuh Perjalanan Baru yang Selanjutnya untukmu yang telah menyadarkan aku tentang apa yang kuinginkan dalam hidup

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika Terhadap Aspek Kehidupan

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika  Terhadap Aspek Kehidupan Disusun Oleh: {          Diajeng Anjarsari Rahmadhani {          Kezia Grace Monica {          Kresna Dwiki Ramadhana {          Rashif Imaduddin Lukman KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmatnya sehingga kami dari Kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah mengenai Zat Adiktif dan Psikotropika. Makalah ini kami buat dengan penuh ketelitian dan kami rangkum dari beberapa sumber yang dapat dipercaya.  Makalah ini kami harap dapat bermanfaat bagi pembaca mengingat banyaknya pemanfaat negatif dari zat adiktif dan psikotropika. Dengan adanya makalah ini kami harap kita semua dapat terhindar dari dampak negatif zat adiktif dan psikotropika.Zat adiktif dan psikatrop...

Terjebak Dalam Bayangan

Manusia, oh Manusia Terjebak dalam angan kemungkinan dalam pikirnya Padahal sudah berulang kali dijauhkan oleh-Nya Berlalu waktu, hidupnya tenang dan baik saja Halaman tua sudah ditutup Namun, terganjal saat lintasan bayangnya nyata di mata Bukan ingin mengulang, tapi hanya saja ini tersisa kemungkinan Dibukanya kembali halaman itu Diteliti kembali karena sudah lupa rasa Baru buka satu dua kalimat, ternyata logika menolak Untuk kesekian kali, memori pahitnya mencuat Untuk apa berupaya tapi ternyata hanya give and give Untuk apa mendengar kalau ternyata tidak pernah ada pertanyaan berbalas Ternyata buku lama itu memang diperlukan Dibaca kembali, agar hati tidak menjadi bodoh Evaluasi dapat dianalisis, hingga dirimu tidak lagi jatuh pada angan Yakinlah jalanmu sejauh ini diatur oleh-Nya Dijauhkan dan ditemukan dengan orang-orang yang jauh lebih memahami Maka, manusia, kenapa ragu akan takdir-Nya Kenapa takut akan tidak menemukan padahal jalanmu adalah ditemukan Bacalah jalanmu, sepertiny...

EVALUASI

Kita tak akan pernah sama lagi setelah badai demi badai datang menerjang. Aku lupa, bahwa Allah swt menyayangi hamba-Nya dengan ujian yang dihadirkannya. Di saat yang sama, keimanan dan ilmu yang kita punya pun diuji. Membiarkan pilihan dan hati terbuka, telah membantu aku untuk melihat betapa dunia memang bukan tempat untuk nyaman. Betapa manusia tidak konsisten dengan dirinya sendiri. Bahkan sebagian terlihat menghindar atau penegcut, sibuk menyelamatkan citra dan keberadaan diri sendiri. Banyak hal yang terjadi di tahun ini. Banyak pelajaran yang dihadirkannya dan menantang diri untuk menunjukkan keberadaannya agar tidak diperlakukan seenaknya. At the end of the day, no one can help unless yourself. Aku mengenal beberapa manusia yang memiliki ambisi pada karir. Karir yang terlihat merupakan bagian besar dari hidupnya. Tidak salah memang, karena 5/7 akan dihabiskan di kantor, atau bahkan weekend. Mengejar ambisi dan keinginan yang mereka ciptakan. Hingga pada pertanyaan, apa aku juga...