Bulan, hidup terasa kadang sunyi. Di balik temaram sinarmu, kadang aku meringkuk mencoba mencari solusi. Tidak ingin meratapi tapi kadang semesta punya caranya untuk berdialog dengan ujian. Ada pelajaran yang harus kupetik agar aku menemui kebaikan di ujung perjalanan.
Istirahat adalah akhir yang banyak tidak manusia mengerti. Saat tidur dianggap sebagai penghilang masalah, tapi nyatanya gelombang kegelisahan tetap masuk berwujud mimpi. Nyatanya dunia adalah tempat berlelah hati dan pikiran untuk akhir yang kekal.
Bintang, ingin rasanya kupeluk permukaanmu agar tenang merasuk pada jiwa yang bergejolak. Meski tak dapat kuterka bagaimana suhu permukaanmu. Namun, entah kenapa aku percaya bahwa kelap kelipnya cahayamu seperti mengajarkan cara bertahan agar tetap menyala.
Angin, aku melihat seorang wanita muda terpaku pada tatapannya sore ini. kutemui dia dalam keceriaan tadi pagi, tapi entah mengapa rautnya berubah menjadi mendung. Jika ku analisa, sepertinya bukan hiruk pikuk kota yang menyebabkan mendung dan suram itu.
Ada yang mengatakan lelah menjadi pembunuh kesenangannya. Hingga rasanya anhedonia pernah menyerang diri. Senyumnya bukan wujud dari keberpura-puraan. Namun, itu adalah usaha yang dia lakukan untuk membunuh pesimis dan kufur meski makna hati yang sebenarnya tersimpan hanya untuknya dan Tuhan.
Sepertinya ia dulu termasuk yang suka berkisah dan berbagi cerita serta pilu, Entah mengapa, saat ini semua berubah di dunianya. Ia menghentikan banyak kata keluar dari mulutnya karena berkeluh kesah sudah tidak ada guna. Ia pun berhenti memburu senang karena yang ia inginkan hanya syukur yang dapat memberikan nilai tambah pada kepribadiannya.
Memang sedih kadang menguasai dan lelah seakan merajai, tapi ada mimpi yang menyemangatinya dalam sayup-sayup suara di malam hari. Membisikkan bayangan indah tentang mimpi sebelum tidur dan mempersiapkan batin untuk berjuang lebih cerdas.
Ini bukan sekali atau dua kali, tapi sudah beberapa triwulan ini aku melihatnya sering terdiam di keberadaan yang ia tidak kenali. Cuitan dari mulutnya semakin hari semakin terbatas makna. Dipilihnya kata yang tepat agar energi negatif tidak mengerumuini lelah dan sedih yang tersimpan rapi di penyimpanan.
Ia memang tidak mau bertanya banyak karena mencari adalah kunci perjalanannya hingga saat ini. Mungkin kini ia berada dalam prosesnya memahami. Pencarian yang semoga disegerakan pada jawaban. Gelap bukan berarti mendung. Satu detik pun dapat merubah dan membuat terkejut. Aku masih senang mengamati perkembangannya duhai semesta. Tolong jaga dia agar nanti kisahnya dapat aku simpan dan menjadi pelajaran.
Istirahat adalah akhir yang banyak tidak manusia mengerti. Saat tidur dianggap sebagai penghilang masalah, tapi nyatanya gelombang kegelisahan tetap masuk berwujud mimpi. Nyatanya dunia adalah tempat berlelah hati dan pikiran untuk akhir yang kekal.
Bintang, ingin rasanya kupeluk permukaanmu agar tenang merasuk pada jiwa yang bergejolak. Meski tak dapat kuterka bagaimana suhu permukaanmu. Namun, entah kenapa aku percaya bahwa kelap kelipnya cahayamu seperti mengajarkan cara bertahan agar tetap menyala.
Angin, aku melihat seorang wanita muda terpaku pada tatapannya sore ini. kutemui dia dalam keceriaan tadi pagi, tapi entah mengapa rautnya berubah menjadi mendung. Jika ku analisa, sepertinya bukan hiruk pikuk kota yang menyebabkan mendung dan suram itu.
Ada yang mengatakan lelah menjadi pembunuh kesenangannya. Hingga rasanya anhedonia pernah menyerang diri. Senyumnya bukan wujud dari keberpura-puraan. Namun, itu adalah usaha yang dia lakukan untuk membunuh pesimis dan kufur meski makna hati yang sebenarnya tersimpan hanya untuknya dan Tuhan.
Sepertinya ia dulu termasuk yang suka berkisah dan berbagi cerita serta pilu, Entah mengapa, saat ini semua berubah di dunianya. Ia menghentikan banyak kata keluar dari mulutnya karena berkeluh kesah sudah tidak ada guna. Ia pun berhenti memburu senang karena yang ia inginkan hanya syukur yang dapat memberikan nilai tambah pada kepribadiannya.
Memang sedih kadang menguasai dan lelah seakan merajai, tapi ada mimpi yang menyemangatinya dalam sayup-sayup suara di malam hari. Membisikkan bayangan indah tentang mimpi sebelum tidur dan mempersiapkan batin untuk berjuang lebih cerdas.
Ini bukan sekali atau dua kali, tapi sudah beberapa triwulan ini aku melihatnya sering terdiam di keberadaan yang ia tidak kenali. Cuitan dari mulutnya semakin hari semakin terbatas makna. Dipilihnya kata yang tepat agar energi negatif tidak mengerumuini lelah dan sedih yang tersimpan rapi di penyimpanan.
Ia memang tidak mau bertanya banyak karena mencari adalah kunci perjalanannya hingga saat ini. Mungkin kini ia berada dalam prosesnya memahami. Pencarian yang semoga disegerakan pada jawaban. Gelap bukan berarti mendung. Satu detik pun dapat merubah dan membuat terkejut. Aku masih senang mengamati perkembangannya duhai semesta. Tolong jaga dia agar nanti kisahnya dapat aku simpan dan menjadi pelajaran.
Komentar
Posting Komentar