Langsung ke konten utama

Ragu Menjawab Tanya Berupa Tanya

Aku tidak bisa menghilangkan kelabumu yang bersemayam dua tahun ini. Ia bertahan selama itu karena kamu terlalu enggan untuk melepasnya. Kamu menggenggam erat semua rasa itu hingga menjadi terlalu pahit untuk hadir di ingatanmu. Kehilangannya mungkin telah membuatmu rapuh. Menjadikan kesuksesan yang kau raih hampa rasa tanpa kesenangan.

Mungkin apa yang kuinginkan untuk kita adalah abu-abu yang kehilangan jati diri, tak tahu harus condong ke hitam atau putih. Gradasi harapanku menurun padamu yang semakin tak bisa kubaca. Kau menjadi kelabu saat aku tak mampu lepas dari berharap. Kau menjadi pelita saat raguku berkelana dalam pikiran dan kegundahan hati. Katamu nanti kita lihat saja pada kata-kata yang tak perlu kita ungkap tapi cukup diketahui bersama. 

Aku merasa kalah mengejar waktu. Tak kutemui puing harapan yang terlihat akan menjadi nyata. Hanya tersisa kemungkinan tanpa angka peluang yang bergantungan pada percakapan kita yang masih bisa kukenang.

Aku tak mampu menerka apa inginmu. Aku tak memapu meraih apa mimpimu. Aku tak sanggup membasuh luka yang masih rapi kau rawat hingga kini masih memelukmu. Aku tak berhak lagi menanyakan kejelasan hubungan ini sebab sepertinya kau sudah memberi pembatas yang kapan pun dapat kau pindah sepihak. Sementara aku seperti buku bacaannya.

Meski lukamu teramat parah bagimu, tapi rasanya realita yang harus kujalani menjadi luka baru yang kadang kering dan kadang menganga. Kekhawatiranku seperti tidak ada obat. Pikiranku terlalu picik untuk mencoba sesuatu yang sudah kuragukan meski belum kukenal. Hatiku tanpa sadar masih terpikat padamu yang bahkan tak lagi kulihat sejak Juli 2019. Dinding pertahananku seperti tiada guna.

Mungkinkah ada easa yang sama terselip pada hatimu. Mungkinkah lukamu mengalah dan memberi ruang untuk kita mencoba membasuh lara itu bersama dan menanam masa depan yang kukhawatirkan saat ini. Aku tak dapat berhenti membuat pertanyaan dan kau tak pernah henti memberi jawaban yang berupa pertanyaan. Ketika tanya dijawab dengan tanya, maka pada siapa aku mencari jawaban perihal hati yang sudah terpaut pada kailmu. Untukmu aku menabur harap dalam serpihan kertas yang berisi tulisan terpisah makna berharap akan tersusun menjadi makna yang membahagiakan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika Terhadap Aspek Kehidupan

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika  Terhadap Aspek Kehidupan Disusun Oleh: {          Diajeng Anjarsari Rahmadhani {          Kezia Grace Monica {          Kresna Dwiki Ramadhana {          Rashif Imaduddin Lukman KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmatnya sehingga kami dari Kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah mengenai Zat Adiktif dan Psikotropika. Makalah ini kami buat dengan penuh ketelitian dan kami rangkum dari beberapa sumber yang dapat dipercaya.  Makalah ini kami harap dapat bermanfaat bagi pembaca mengingat banyaknya pemanfaat negatif dari zat adiktif dan psikotropika. Dengan adanya makalah ini kami harap kita semua dapat terhindar dari dampak negatif zat adiktif dan psikotropika.Zat adiktif dan psikatrop...

Terjebak Dalam Bayangan

Manusia, oh Manusia Terjebak dalam angan kemungkinan dalam pikirnya Padahal sudah berulang kali dijauhkan oleh-Nya Berlalu waktu, hidupnya tenang dan baik saja Halaman tua sudah ditutup Namun, terganjal saat lintasan bayangnya nyata di mata Bukan ingin mengulang, tapi hanya saja ini tersisa kemungkinan Dibukanya kembali halaman itu Diteliti kembali karena sudah lupa rasa Baru buka satu dua kalimat, ternyata logika menolak Untuk kesekian kali, memori pahitnya mencuat Untuk apa berupaya tapi ternyata hanya give and give Untuk apa mendengar kalau ternyata tidak pernah ada pertanyaan berbalas Ternyata buku lama itu memang diperlukan Dibaca kembali, agar hati tidak menjadi bodoh Evaluasi dapat dianalisis, hingga dirimu tidak lagi jatuh pada angan Yakinlah jalanmu sejauh ini diatur oleh-Nya Dijauhkan dan ditemukan dengan orang-orang yang jauh lebih memahami Maka, manusia, kenapa ragu akan takdir-Nya Kenapa takut akan tidak menemukan padahal jalanmu adalah ditemukan Bacalah jalanmu, sepertiny...

EVALUASI

Kita tak akan pernah sama lagi setelah badai demi badai datang menerjang. Aku lupa, bahwa Allah swt menyayangi hamba-Nya dengan ujian yang dihadirkannya. Di saat yang sama, keimanan dan ilmu yang kita punya pun diuji. Membiarkan pilihan dan hati terbuka, telah membantu aku untuk melihat betapa dunia memang bukan tempat untuk nyaman. Betapa manusia tidak konsisten dengan dirinya sendiri. Bahkan sebagian terlihat menghindar atau penegcut, sibuk menyelamatkan citra dan keberadaan diri sendiri. Banyak hal yang terjadi di tahun ini. Banyak pelajaran yang dihadirkannya dan menantang diri untuk menunjukkan keberadaannya agar tidak diperlakukan seenaknya. At the end of the day, no one can help unless yourself. Aku mengenal beberapa manusia yang memiliki ambisi pada karir. Karir yang terlihat merupakan bagian besar dari hidupnya. Tidak salah memang, karena 5/7 akan dihabiskan di kantor, atau bahkan weekend. Mengejar ambisi dan keinginan yang mereka ciptakan. Hingga pada pertanyaan, apa aku juga...