Langsung ke konten utama

Trust Issues

Aku sudah di titik bingung. Apakah benci dan amarahku karena sikap manusia itu yang menumbuhkan amarah begitu besar. Apakah luka hati ini karena tidak terimaku atas sikapnya yang terlalu besar merasa benar. Atau karena aku yang sedang marah pada Tuhan akibat kondisi yang begitu menyedihkan kurasakan. Kesendirian yang memenjara. Opiniku yang dirasa tiada guna. "Kamu tidak di posisi aku". Bahkan aku tidak sama sekali bermaksud untuk membandingkan. Aku hanya ingin membantunya melewati masa sulit dengan berbagi pandangan. Membantunya menghindari rasa benci pada manusia dan agar tidak mengujar kebenciannya di depanku yang sangat benci hasutan dan sikap seperti itu.

Hari demi hari, aku memperhatikan tiada lagi ada perhatiannya pada staf yang berada dalam amanahnya. Dia lebih sering berkomunikasi dengan orang bidang lain yang memang sudah dekat dengannya dan perlu koordinasi. Aku menjadi malas sekali bekerja dan berinisiatif. Saat pembagian tugas katanya aku yang di bagian survey nyatanya kini aku bagai manusia tanpa guna. Tak lagi dia lihat bahwa pekerjaan itu menjadi double job pada orang lain karena tak lagi ada koordinasi denganku. Belum lagi sakit hatiku yang kubiarkan selama ini kini menjadi gunung. Pada sifat impulsifnya yang kadang terlihat senyamannya bukan sebaiknya.

Aku tak ingin mengatakan semuanya karena dia tentu tidak akan mau menerima pandanganku. Kini aku tak lagi percaya siapapun. Aku merasa tak ada rasa di sini. Tak ada percaya. Tak ada peduli. Aku sudah mencoba berulang kali pada kondisi yang berbeda. Tapi rasanya semua usaha semakin sakit. Sampai kapan aku harus mengais luka terus sendiri. Diabaikan dan tidak dihargai

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika Terhadap Aspek Kehidupan

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika  Terhadap Aspek Kehidupan Disusun Oleh: {          Diajeng Anjarsari Rahmadhani {          Kezia Grace Monica {          Kresna Dwiki Ramadhana {          Rashif Imaduddin Lukman KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmatnya sehingga kami dari Kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah mengenai Zat Adiktif dan Psikotropika. Makalah ini kami buat dengan penuh ketelitian dan kami rangkum dari beberapa sumber yang dapat dipercaya.  Makalah ini kami harap dapat bermanfaat bagi pembaca mengingat banyaknya pemanfaat negatif dari zat adiktif dan psikotropika. Dengan adanya makalah ini kami harap kita semua dapat terhindar dari dampak negatif zat adiktif dan psikotropika.Zat adiktif dan psikatrop...

Kontemplasi Waktu

2021  I said : Jodohku sedang sekolah lagi, jadi belum ketemu sekarang Turns out 2023 Ternyata aku mendapatkan rezeki sekolah lagi. Apakah ini cara-Nya untuk terus membuatku berkembang? ‐--- 2016 I said : It was wrong, I wanted to start from 0 again and fix the friendship with him. Turns out  2017 Allah swt keep me away from him and show me something to realize Turns out 2020 I knew we were something and I knew why He kept me away from him. Allah swt knows me best than me and He knows I couldn't grow better with him. At the same year, I knew someone older. Someone called friend but shared a lot of perspective, listening to my childish complaint, and always able to calm me down. Until then found out, our perspective and the way we want in marriage are totally different. Until I make dua for the best and we stop communicating until then he found the right one. Meanwhile I was still searching for the meaning in life and marriage.  ---- 2022 In the confusion of what next I ne...

Dukamu Malam Ini

Ku lihat dirimu terpaku Malu sejadi-jadinya Tak pernah sedikitpun terbesit di pikirmu Dia akan berlaku seperti itu Apa memang ini definisi salah menilai dengan baik? Percuma kau ucap bahwa dia one of your one call away Percuma kau anggap dia tier satu Nyatanya semua selalu tentangnya Berjam-jam kau termangu berpikir mengapa rasanya sesakit itu Padahal kau sudah mengenalnya Malam hari ini, kau alihkan pikir dan sedihmu Tapi sepulangnya, kau masih mencari jawaban Bahkan kau alihkan berbincang dengan teman yang kau anggap pria Setelah perbincangan itu usai, bukan hiburan yang kau dapat Justru, kenyataan yang berlawanan dengan nilaimu Kejujuran yang juga menambah perih Akhirnya malam ini kau tersudut Di sebuah ruang kecil beruukuran 2,5 x 2,5 m Di atas kasur yang sama hitamnya dengan perasaanmu Dihiasi hening yang lebih kencang daripada suara papan ketik di laptopmu Setelah sekian lama, dirimu tidak berkata-kata Akhirnya malam ini kau kembali Dengan segala kerumitan yang mengacacu pikirmu ...