Langsung ke konten utama

Krisis

Birunya langit tak pernah sama. Dalam hitam dan putihnya lembaran hari, tak kunjung juga membuat manusia mampu menentukan dengan pasti terkait langkah apa yang akan didapat. Saat menjadi anak-anak, rasanya menyenangkan menjadi dewasa. Saat dewasa, justru terlalu banyak hal yang membuat bingung.

Dulu kukira kebebasan dapat menyembuhkan luka dan menjawab celah besar yang tak terisi. Berkelana mencari cara hidup, melihat dunia dan menjelajah, mencoba mencari penglihatan yang luas. Seiring waktu berjalan, luka perlahan sembuh. Pertanyaan perlahan terjawab. Dunia luas yang ingin dilihat perlahan terbuka. Namun, ternyata dunia yang luas tidak mampu memberikan kebahagiaan. Tidak hanya dalam penelitian yang membutuhkan batasan dan asumsi, ternyata dalam menata hidup pun perlu batasan. Batasan menentukan kemampuan diri. Batasan dunia yang ingin dijalani ke depan. Sebagian mengatakan, jalani saja hidup. Tapi, untuk orang-orang yang visioner menjadi sebuah masalah besar ketika tidak bisa menentukan ingin apa. 

Di saat menemukan keinginan, tapi belum siap untuk mengejarnya dan menerima konsekuensi yang ada. Baru saat ini aku merasakan "arti" dari rumah itu. Merasakan "nyaman" pada rumah itu dan ingin bertahan di sana untuk membayar waktu dan kesempatan yang hilang. Memperbaiki meski hingga kini aku yakin bukan salahku.

Detik ini, tak terpikirkan olehku tentang menikah. Aku merasa masih banyak hutang waktu yang harus kubayarkan. Aku belum puas dengan masa ini. Jika suatu saat nanti aku dipertemukan dengan orang yang baik, maka aku tak ingin menjadikan keinginanku yang tertunda menjadi tanggung jawabnya. Tugasku untuk menikmati apa yang ada, memanfaatkan waktu yang ada untuk segera mempersiapkan usaha. Kesempatan yang ada saat ini hanya terus berusaha karena hanya Allah yang melihat seberapa keras usaha kita untuk menaklukkan diri kita sendiri. Seberapa keras usaha yang sudah kita kerjakan. Hanya Dia yang tahu apa yang terbaik dan apa yang diinginkan hati kecil ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika Terhadap Aspek Kehidupan

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika  Terhadap Aspek Kehidupan Disusun Oleh: {          Diajeng Anjarsari Rahmadhani {          Kezia Grace Monica {          Kresna Dwiki Ramadhana {          Rashif Imaduddin Lukman KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmatnya sehingga kami dari Kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah mengenai Zat Adiktif dan Psikotropika. Makalah ini kami buat dengan penuh ketelitian dan kami rangkum dari beberapa sumber yang dapat dipercaya.  Makalah ini kami harap dapat bermanfaat bagi pembaca mengingat banyaknya pemanfaat negatif dari zat adiktif dan psikotropika. Dengan adanya makalah ini kami harap kita semua dapat terhindar dari dampak negatif zat adiktif dan psikotropika.Zat adiktif dan psikatrop...

Terjebak Dalam Bayangan

Manusia, oh Manusia Terjebak dalam angan kemungkinan dalam pikirnya Padahal sudah berulang kali dijauhkan oleh-Nya Berlalu waktu, hidupnya tenang dan baik saja Halaman tua sudah ditutup Namun, terganjal saat lintasan bayangnya nyata di mata Bukan ingin mengulang, tapi hanya saja ini tersisa kemungkinan Dibukanya kembali halaman itu Diteliti kembali karena sudah lupa rasa Baru buka satu dua kalimat, ternyata logika menolak Untuk kesekian kali, memori pahitnya mencuat Untuk apa berupaya tapi ternyata hanya give and give Untuk apa mendengar kalau ternyata tidak pernah ada pertanyaan berbalas Ternyata buku lama itu memang diperlukan Dibaca kembali, agar hati tidak menjadi bodoh Evaluasi dapat dianalisis, hingga dirimu tidak lagi jatuh pada angan Yakinlah jalanmu sejauh ini diatur oleh-Nya Dijauhkan dan ditemukan dengan orang-orang yang jauh lebih memahami Maka, manusia, kenapa ragu akan takdir-Nya Kenapa takut akan tidak menemukan padahal jalanmu adalah ditemukan Bacalah jalanmu, sepertiny...

EVALUASI

Kita tak akan pernah sama lagi setelah badai demi badai datang menerjang. Aku lupa, bahwa Allah swt menyayangi hamba-Nya dengan ujian yang dihadirkannya. Di saat yang sama, keimanan dan ilmu yang kita punya pun diuji. Membiarkan pilihan dan hati terbuka, telah membantu aku untuk melihat betapa dunia memang bukan tempat untuk nyaman. Betapa manusia tidak konsisten dengan dirinya sendiri. Bahkan sebagian terlihat menghindar atau penegcut, sibuk menyelamatkan citra dan keberadaan diri sendiri. Banyak hal yang terjadi di tahun ini. Banyak pelajaran yang dihadirkannya dan menantang diri untuk menunjukkan keberadaannya agar tidak diperlakukan seenaknya. At the end of the day, no one can help unless yourself. Aku mengenal beberapa manusia yang memiliki ambisi pada karir. Karir yang terlihat merupakan bagian besar dari hidupnya. Tidak salah memang, karena 5/7 akan dihabiskan di kantor, atau bahkan weekend. Mengejar ambisi dan keinginan yang mereka ciptakan. Hingga pada pertanyaan, apa aku juga...