Ada jejak yang tertinggal di saat hati tertimpa kegundahan tiada tara. Seperti layangan yang terbang mengikuti arah angin, tanpa prinsip. Bahkan tak bisa lagi kubiarkan melodi untuk menepati janji atas ucapan yang pernah diucapkan. Ada dinding yang saat ini tak bisa kudobrak. Akankah ada pintu yang mampu memberikan jalan?
Sampaikan duka dan sedihku hai senja. Kebingunganku dan gusar yang mengelana di dalam rentetan cerita. Izinkan aku bertahan menikmati senjamu karena aku selalu suka dengan senja yang selalu hadir. Denganmu aku bisa merasakan seluruh kisah yang telah kutuliskan dan mengingatkanku akan pembelajaran berarti dalam pencarian solusi. Aku berharap senja selalu ada, meski hujan terkadang memberi rezekinya yang berlimpah dengan sejuta memori lampau. Tetap mengingatkan aku untuk bersyukur dan mengingat bahwa aku tidak punya apa-apa, melainkan hanya dipinjami.....
Sepucuk harapan akan bergeming katanya. Saat keyakinan berpendar dan menyentuhkan keraguannya pada segenap rencana indah. Lupakan saja sesaat harapan. Saat ini, pertanyaan dan kegundahan aneh mulai muncul.
Apa yang sebenarnya kutakuti? Sesuatu yang bahkan belum terjadi dan tak ada formulanya. Entah sudah ke sekian kali meyakinkan diri agar tetap berada pada jalan yang seharusnya. Apakah kenakalan itu sangat keterlaluan? Terasa tidak adil. Kenapa?
Harusnya tak ada pertanyaan itu memang. Menerima dengan lapang dan sebenarnya. Tanpa alasan untuk menyangkal. Aku bingun aku bingung aku bingung. Kenakalan itu adalah sebuah kesalahan yang beralasan, tapi aku tidak menyangka kalau kenakalan itu akan berakibat sesedih ini. Hanya Dia-lah yang mampu mengubah hati seseorang, mengubah keputusan seseorang, dan membantu Hamba-Nya untuk memaafkan.
Ilmu ini penting, walaupun terkadang sempat terlintas apakah ilmu ini mambu memberi kebermanfaatan. Atau nantinya hanya menjadi ilmu pengejar pundi pundi nominal uang. Tidak ingin membenci rasanya. Ini agaknya mengekang dan menyiksa. Aku hanya bisa berdoa bersama tafakur yang kuselipkan di setiap saat. Bahkan saat keramaian dan berada di antara puluhan orang.
Ada simfoni yang membekas dibuat oleh momentum itu. Momentum sesaat yang mendatangkan sejuta kegundahan. Kenapa aku harus takut dengan kegamangan dunia yang tidak akan abadi? Kenapa tetap bertahan padahal cerita tidak boleh berhenti karenanya. Aku harus berlari dan mengejar kebaikan, sembari selalu berdoa dan berharap akan kebaikan yang akan kuterima....
Komentar
Posting Komentar