Langsung ke konten utama

Tentang Kemarin Malam

Ini tidak akan selesai jika tidak dijabarkan dalam kata ataupun gambar. Untuk kesekian kalinya, kebenaran itu hadir tanpa dipaksa. Secara natural, perbincangan selalu mengalir tanpa paksaan. Pertanyaan yang hadir selama ini pun terjawab.

Aku kembali patah untuk kesekian kalinya. Kesekian kalinya aku bingung mengkategorikannya. Apakah aku patah karena ada sedikit harapan tentangnya atau hanya sekedar rasa sedih dalam karena hanya aku yang tidak memiliki siapapun, yang ada hanya sementara ataupun untuk masa depan. Atau aku terlalu salah menilai diriku sendiri.

Aku mengenal sisi lainnya yang tidak banyak orang tahu dan aku tahu ada seseorang di sisinya serta masalah apa yang membuatnya kian tak berdua secara komitmen. Aku terlalu jauh menyiapkan diri jika aku tidak dapat seperti apa yang kumau. Aku mulai menurunkan ego. Aku membuka diri. Aku menceritakan perjalanan. Semua berujung padanya yang menceritakan bahwa dia sedang berada dalam dekapan seseorang. 

Alasan kenapa tidak kunjung menikah karena dia yang terlalu perfeksionis. Dia yang melewatkan wanita yang seharusnya cocok untuknya. Hingga akhirnya wanita itu memilih orang lain dan bercerita padanya bahwa wanita itu salah pilih. Bukan hanya sekali, tapi beberapa kali. Kisahnya hanya menunjukkan padaku bahwa dia tidak sekaku yang orang lain lihat. Dia yang mampu berkomunikasi dengan baik dengan wanita dan mengerti mereka. Sementara pupilku melebar mendengar ceritanya dan menunjukkan ketertarikan, di saat yang sama aku sadar bahwa hanya aku yang selama ini sendiri. Hanya aku yang termakan bujukan sekitar yang seolah mendorongku untuk mendekatinya. Nyatanya, dia menceritakan itu semua layaknya cerita pada orang asing yang butuh petuah. 

Aku tahu pepatah yang mengatakan bahwa lebih cepat lebih baik. Aku selalu mengusahakan diri untuk berusaha mendapatkan informasi yang penting untuk memastikan langkah. Namun, sepertinya semua celah terlihat, semua terpagar dan tidak ada gerbang untukku. Aku sudah terpuruk karena angan dan harapan. Apakah harus berhenti berangan dan berharap. Tapi aku tidak tahu harus sampai kapan. Aku benar-benar ingin bertanya pada Tuhan tentang apa yang sebenarnya ingin Dia gariskan untukku dan sampai kapan aku harus bersabar dalam kesendirian ini selama hidupku. Peer-pressure ini semakin menjadi dan aku mengkaku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika Terhadap Aspek Kehidupan

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika  Terhadap Aspek Kehidupan Disusun Oleh: {          Diajeng Anjarsari Rahmadhani {          Kezia Grace Monica {          Kresna Dwiki Ramadhana {          Rashif Imaduddin Lukman KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmatnya sehingga kami dari Kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah mengenai Zat Adiktif dan Psikotropika. Makalah ini kami buat dengan penuh ketelitian dan kami rangkum dari beberapa sumber yang dapat dipercaya.  Makalah ini kami harap dapat bermanfaat bagi pembaca mengingat banyaknya pemanfaat negatif dari zat adiktif dan psikotropika. Dengan adanya makalah ini kami harap kita semua dapat terhindar dari dampak negatif zat adiktif dan psikotropika.Zat adiktif dan psikatrop...

Kontemplasi Waktu

2021  I said : Jodohku sedang sekolah lagi, jadi belum ketemu sekarang Turns out 2023 Ternyata aku mendapatkan rezeki sekolah lagi. Apakah ini cara-Nya untuk terus membuatku berkembang? ‐--- 2016 I said : It was wrong, I wanted to start from 0 again and fix the friendship with him. Turns out  2017 Allah swt keep me away from him and show me something to realize Turns out 2020 I knew we were something and I knew why He kept me away from him. Allah swt knows me best than me and He knows I couldn't grow better with him. At the same year, I knew someone older. Someone called friend but shared a lot of perspective, listening to my childish complaint, and always able to calm me down. Until then found out, our perspective and the way we want in marriage are totally different. Until I make dua for the best and we stop communicating until then he found the right one. Meanwhile I was still searching for the meaning in life and marriage.  ---- 2022 In the confusion of what next I ne...

Dukamu Malam Ini

Ku lihat dirimu terpaku Malu sejadi-jadinya Tak pernah sedikitpun terbesit di pikirmu Dia akan berlaku seperti itu Apa memang ini definisi salah menilai dengan baik? Percuma kau ucap bahwa dia one of your one call away Percuma kau anggap dia tier satu Nyatanya semua selalu tentangnya Berjam-jam kau termangu berpikir mengapa rasanya sesakit itu Padahal kau sudah mengenalnya Malam hari ini, kau alihkan pikir dan sedihmu Tapi sepulangnya, kau masih mencari jawaban Bahkan kau alihkan berbincang dengan teman yang kau anggap pria Setelah perbincangan itu usai, bukan hiburan yang kau dapat Justru, kenyataan yang berlawanan dengan nilaimu Kejujuran yang juga menambah perih Akhirnya malam ini kau tersudut Di sebuah ruang kecil beruukuran 2,5 x 2,5 m Di atas kasur yang sama hitamnya dengan perasaanmu Dihiasi hening yang lebih kencang daripada suara papan ketik di laptopmu Setelah sekian lama, dirimu tidak berkata-kata Akhirnya malam ini kau kembali Dengan segala kerumitan yang mengacacu pikirmu ...