Namanya Dinata. Dia menikmati dunia dari sudut pandangnya sendiri. Tidak peduli bagaimana sekelilingnya mencoba meracuni pikirannya dengan perspektif mereka. Mungkin bagi sebagian orang, hidupnya datar, terlalu fokus, serius, dan berat. Namun, dirinya punya prinsip kuat yang masih dia pegang hingga kini. Sebagian lain memandangnya rendah karena di usianya yang sudah matang, tidak pernah sama sekali ia menjalin hubungan khusus dengan lawan jenisnnya. Bukan karena dia tidak pernah jatuh cinta, hanya saja baginya cinta tidak semudah itu. Tidak perlu pula dia menjelaskan apakah ia pernah merasakan jatuh cinta kepada orang lain. Baginya, jatuh cinta tidak harus diukur dengan status yang pernah terjadi.
Tentu saja bukan hal yang mudah untuk dia mengatasi masalah ini. Kini kesendirian dan kemandirian yang dia miliki diakui sebagai masalah. Sebagaimana seseorang pernah berkata : "Masalah itu bukan masalah selama tidak dianggap sebagai masalah". Sekelilingnya sudah menemukan dunia lain. Karakternya yang suka mencoba hal-hal baru membuatnya semakin lama semakin berpandangan berbeda. Kesepian sudah menjadi temannya hingga akhirnya ia merasa bosan. Mengalihkan diri dengan mengunjungi tempat baru dan menambah rutinitas olahraga. Tentu saja itu cukup berhasil karena secara biologis, fisiknya memproduksi hormon yang serupa dengan hormon yang dirasakan manusia ketika bahagia bersama pasangan. Mencoba mencari pengganti yang tepat dengan fungsi yang serupa.
Dinata memiliki banyak mimpi. Namun, semakin dewasa ia menyadari bahwa faktor eksternal sangat besar dan dia butuh penguatan agar apa yang ia inginkan memang pantas untuk diperjuangkan. Mencoba hal yang dianggap orang lain konyol sebenarnya bukan karena ia menginginkannya. Tapi karena hidup sudah mulai membosankan baginya. Untuk keluarganya, dia dianggap sudah mandiri dan kuat, tidak ada lagi tentangnya di sana. Meski ini selalu menjadi luka, tapi dia selalu mencoba untuk menemukan penawar yang mampu meredakan sedih itu.
Sekiranya kamu punya teman seperti Dinata, mungkin kamu tahu bagaimana kesehariannya dan cara dia bergaul di sekelilingnya. Dia mungkin ceria dan pendengar, tapi dia perlu juga untuk ditanya agar didengar. Mungkin Dinata tidak perlu dipahami, tapi perlu diterima. Bantu dia untuk menambah wawasannya agar ia tidak putus asa pada sesuatu yang selalu ia anggap pesimis. Dia tidak pernah mengatakannya secara gamblang, tapi hal itu pasti masih dirasa dalam hatinya yang terdalam.
Komentar
Posting Komentar