Segar, bergairah dengan ketenangan, merasakan dengan haru, dan aku bernapas dengan lega. Mungkinkah masa pencarian ini akan segera usai? Setahun lalu, semua terasa sulit. Merasa hampa, ditinggal, kehilangan, benci, sakit hati, dan segala penyakit mental yang juga muncul bersama adaptasi yang menyenangkan di kampus. Walaupun tidak sepenuhnya menyenangkan, semoga ucapan ini akan menjadi doa yang menjadi nyata
Serempak dengan detak jantung yang tak teratur dan denting jarum jam yang berbunyi akur, aku mulai belajar dan memetik indah semuanya. Kepahitan memang bisa menjadi aroma semerbak harum alias berubah wujud menjadi sesuatu yang berbeda. Dulu, serasa semua bisa dimiliki dan sekarang aku sadar semua bisa menghilang seketika.
Ingin seperti dia yang dikelilingi banyak teman dan bisa pergi kemana saja. Inhin seperti mereka yang bisa berkumpul dalam banyak kesempatan meski berbeda jurusan. Ingin seperti mereka yang tetap berhubungan baik meski jarak beribu kilometer. Ingin seperti dia yang mengenal arti persahabatan sesungguhnya dari kedua pihak. Semua itu hanya keinginan yang sejatinya belum tentu aku butuhkan. Toh, akhirnya aku pun berpikir di tengah hening tanpa angin karena panas mentari menjadikan angin enggan berembus sejuk. Aku bisa bertahan dengan takdirku sendiri. Tidak semua hal bisa aku atur dan aku tetapkan. Ada hal yang terjadi karena kuasa Yang Maha Kuasa, tapi manusia terkadang masih saja menyangkal dan memaksa terjadi sesuai keinginan yang mungkin bisa membuatnya semakin buruk.
Semua adalah proses. Ternyata manusia memang bisa mengusahakan tidak untuk memaksakan keinginan. Proses penerimaan dan perjuangan yang akan membentuk pribadi menjadi seperti apa. Memaksakan seperti mereka yang hidupnya mungkin terlihat menyenangkan, tapi siapa sangka mungkin dia sendiri merasa tidak menyenangkan. Punya jiwa yang bersih, hati yang ikhlas dan lapang, serta paham diri mungkin akan menjadikan rasa syukur menambahkan kebaikan dan membuka jalan dalam hidup.
Serempak dengan detak jantung yang tak teratur dan denting jarum jam yang berbunyi akur, aku mulai belajar dan memetik indah semuanya. Kepahitan memang bisa menjadi aroma semerbak harum alias berubah wujud menjadi sesuatu yang berbeda. Dulu, serasa semua bisa dimiliki dan sekarang aku sadar semua bisa menghilang seketika.
Ingin seperti dia yang dikelilingi banyak teman dan bisa pergi kemana saja. Inhin seperti mereka yang bisa berkumpul dalam banyak kesempatan meski berbeda jurusan. Ingin seperti mereka yang tetap berhubungan baik meski jarak beribu kilometer. Ingin seperti dia yang mengenal arti persahabatan sesungguhnya dari kedua pihak. Semua itu hanya keinginan yang sejatinya belum tentu aku butuhkan. Toh, akhirnya aku pun berpikir di tengah hening tanpa angin karena panas mentari menjadikan angin enggan berembus sejuk. Aku bisa bertahan dengan takdirku sendiri. Tidak semua hal bisa aku atur dan aku tetapkan. Ada hal yang terjadi karena kuasa Yang Maha Kuasa, tapi manusia terkadang masih saja menyangkal dan memaksa terjadi sesuai keinginan yang mungkin bisa membuatnya semakin buruk.
Semua adalah proses. Ternyata manusia memang bisa mengusahakan tidak untuk memaksakan keinginan. Proses penerimaan dan perjuangan yang akan membentuk pribadi menjadi seperti apa. Memaksakan seperti mereka yang hidupnya mungkin terlihat menyenangkan, tapi siapa sangka mungkin dia sendiri merasa tidak menyenangkan. Punya jiwa yang bersih, hati yang ikhlas dan lapang, serta paham diri mungkin akan menjadikan rasa syukur menambahkan kebaikan dan membuka jalan dalam hidup.
Bersyukur atas segala sesuatu adalah kunci ketenangan hati. Terkadang kita memang harus berjalan sendiri untuk merasakan indah nya kebersamaan di suatu saat. semangat junior
BalasHapusIt will always be true, browww... Makasih senior teladan
HapusBerjalan sendiri dengan syukur dan ikhlas selalu terasa lebih menyenangkan, Sar;)
BalasHapusBerjalan sendiri dengan syukur dan ikhlas selalu terasa lebih menyenangkan, Sar;)
BalasHapus