Langsung ke konten utama

Gusar





Kacau, kata meracau tanpa arah. Emosi berkecamuk menyayat hati. Bukan lagi perkara benar atau salah. Masihkah hadirnya memberi arti. Jika kupu-kupu lelah mencium bunga, maka keindahan mana yang terjaga sepanjang masa. Jika air mata sudah muak bercerita, maka apa lagi yang akan bercerita, Lelah.
            Dusta memakan harumnya kejujuran. Melepas racum yang seolah menyakiti jiwa perlahan. Hingga mata tak lagi melihat jalan lurus. Melainkan persimpangan bercabang, risau untuk dipilih.
            Manusia mana yang rela mencicipi anggur. Yang dengannya diselipkan pedihnya sebuah duri. Lekat keindahan terbungkus kulit. Hingga lidah terjerat, jera, gema berteriak, aduh.
            Seandainya retensi tak terbuka lalu terkunci. Jiwa akan bebas beterbangan, tak ada yang menetap. Kini biarlah derasnya hujan coba padamkan api. Hingga kayu masih punya bagian untuk diselamatkan.
            Setelah sekian lama kita tidak bertemu, akhirnya kita memiliki kesempatan untuk kembali melirik, mungkin dua tahun lamanya. Sempat setahun sebelumnya, kamu kembali menghubungi untuk sekedar basa basi yang masih terkait dengan keputusanmu. Ya, semua masih saja tentangmu, belum tentangku.
            Pada waktu yang sudah berlalu, setengah proporsi untuk kebencian dan sayangku mengadu di hadapanku saat wajahmu muncul. Lucunya, kita sempat berdebat ringan karena aku mencoba menegakkan keakuanku. Pada keramaian ini, aku bisa melihat gerakmu untuk mencoba kembali menyapa gerakku pada manusia lainnya. Namun, ketika gerak kita bertemu, percakapan yang kamu sampaikan sungguh tidak menarik. Meski disayangkan, tapi aku masih mengingat dengan jelas responmu saat aku sedang bercengkrama dengan teman lelaki lainnya. Mungkin saja kalimatmu itu merupakan ejekan atau mungkin ada sedikit bumbu cemburu.
Akhirnya, ku akhiri malam pada kata yang sempat kuingat. Jika esok tak lagi bergeming. Indahkan malam ini bersama sapaan sang bintang. Jika kenyataan enggan memberi intip. Sadarkan logika untuk bekerja dengan Nurani.
            Gusar tiada tara menyapa. Di balik kilasan cahaya yang menyelinap. Sapalah aku sebagai bagian darimu. Yang pernah kau hindari. Di balik puluhan tatap di keramaian,
Hanya ada satu tatapan yang kunanti. Untuk menatap kembali bola mata yang telah menanti. Sapa dan hangatnya pertanyaan. 
            Tempat ini terlalu ribut. Setengah mati telingaku mencoba mendengar. Suaramu yang lama tak terdengar. Tak mungkin lagi logikaku untuk menakar suaramu. Di tengah perkumpulan ini, Kita dipertemukan kembali. Walau enggan langkah kakiku untuk mendekat. Walau enggan lidahku mencipta pertanyaan.
            Namun, ketahuilah bahwa mataku mencuri. Celah pandangan untuk sekali lagi. Bahkan seterusnya melihat hadirmu. Untuk pertama kali setelah sekian lama. Visual yang ditampilkan oleh pakaianmu, Berbeda sejak bertahun-tahun lalu. Hanya ada satu hal yang sama. Tatapan matamu yang tetap tajam.
            Jadilah malam ini membisu. Cahaya yang remang di sudut sana seolah mencibir keakuanku. Puluhan warna suara mengolok-olok. Di penghujung pertemuan ini, tak ada sapa yang kita mulai. Atau kita ini memang selesai. Jangan biarkan aku berdosa karena memutus silaturrahmi.
            Seharunya aku tahu, karena di pergantian hari saat semua pulang, ternyata kamu menyelinap. Mencari kata untuk akhirnya kembali bercakap-cakap. Dan aku anggap percobaan itu sebagai suatu kegagalan.
Sayang, aku merindu sesuatu yang tak pernah kumiliki
Bahkan maksud sayang yang kusebutkan itu adalah "disayangkan"
Tidak ada lagi kata-katamu yang meremehkan tapi memantik semngat jiwaku
Tak mengapa, meski kita jauh,  aku kini lebih pandai menata hati dan memerbaiki diri
Bukan karena aku belum berpaling melupakanmu,
Hanya saja aku tidak merasakan sepertimu atau lebih darimu
Menyedihkan memang, tapi aku tahu bahwa aku pantas mendapatkan yang lebih baik darimu  Untukmu yang pandai menyemangatiku dengan sisa-sisa tulisanmu untukku....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika Terhadap Aspek Kehidupan

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika  Terhadap Aspek Kehidupan Disusun Oleh: {          Diajeng Anjarsari Rahmadhani {          Kezia Grace Monica {          Kresna Dwiki Ramadhana {          Rashif Imaduddin Lukman KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmatnya sehingga kami dari Kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah mengenai Zat Adiktif dan Psikotropika. Makalah ini kami buat dengan penuh ketelitian dan kami rangkum dari beberapa sumber yang dapat dipercaya.  Makalah ini kami harap dapat bermanfaat bagi pembaca mengingat banyaknya pemanfaat negatif dari zat adiktif dan psikotropika. Dengan adanya makalah ini kami harap kita semua dapat terhindar dari dampak negatif zat adiktif dan psikotropika.Zat adiktif dan psikatrop...

Terjebak Dalam Bayangan

Manusia, oh Manusia Terjebak dalam angan kemungkinan dalam pikirnya Padahal sudah berulang kali dijauhkan oleh-Nya Berlalu waktu, hidupnya tenang dan baik saja Halaman tua sudah ditutup Namun, terganjal saat lintasan bayangnya nyata di mata Bukan ingin mengulang, tapi hanya saja ini tersisa kemungkinan Dibukanya kembali halaman itu Diteliti kembali karena sudah lupa rasa Baru buka satu dua kalimat, ternyata logika menolak Untuk kesekian kali, memori pahitnya mencuat Untuk apa berupaya tapi ternyata hanya give and give Untuk apa mendengar kalau ternyata tidak pernah ada pertanyaan berbalas Ternyata buku lama itu memang diperlukan Dibaca kembali, agar hati tidak menjadi bodoh Evaluasi dapat dianalisis, hingga dirimu tidak lagi jatuh pada angan Yakinlah jalanmu sejauh ini diatur oleh-Nya Dijauhkan dan ditemukan dengan orang-orang yang jauh lebih memahami Maka, manusia, kenapa ragu akan takdir-Nya Kenapa takut akan tidak menemukan padahal jalanmu adalah ditemukan Bacalah jalanmu, sepertiny...

EVALUASI

Kita tak akan pernah sama lagi setelah badai demi badai datang menerjang. Aku lupa, bahwa Allah swt menyayangi hamba-Nya dengan ujian yang dihadirkannya. Di saat yang sama, keimanan dan ilmu yang kita punya pun diuji. Membiarkan pilihan dan hati terbuka, telah membantu aku untuk melihat betapa dunia memang bukan tempat untuk nyaman. Betapa manusia tidak konsisten dengan dirinya sendiri. Bahkan sebagian terlihat menghindar atau penegcut, sibuk menyelamatkan citra dan keberadaan diri sendiri. Banyak hal yang terjadi di tahun ini. Banyak pelajaran yang dihadirkannya dan menantang diri untuk menunjukkan keberadaannya agar tidak diperlakukan seenaknya. At the end of the day, no one can help unless yourself. Aku mengenal beberapa manusia yang memiliki ambisi pada karir. Karir yang terlihat merupakan bagian besar dari hidupnya. Tidak salah memang, karena 5/7 akan dihabiskan di kantor, atau bahkan weekend. Mengejar ambisi dan keinginan yang mereka ciptakan. Hingga pada pertanyaan, apa aku juga...