Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

Pernikahan

Akhirnya semia menemukan jalannya masing-masing. Entah karena jawaban dari doanya atau memang jalannya atau karena amalannya yang mampu mempermudah segala urusan. Tidak ada yang bisa membaca jalan Tuhan. Sebagiannya tidak berdoa keras karena rasanya siapa tidak siap jika dihadapkan. Sebagian bermunajat setiap saat. Sebagian sibuk menjaga diri sensitif dari dosa karena tak ingin bertemu dengan jodohnya dalam kondisi belum baik. Dan beragam kondisi lainnya. Berbicara tentang pernikahan kini menjadi menarik. Semenjak fase sekolah selesai dan memasuki fase aktualisasi. Semua berjalan seperti apa adanya dan pola pikir perlahan mulai berubah. Diikuti berbagai kisah yang tak pernah terduga akan dihadapi sebelumnya. Entah bertemu di dunia atau di akhirat, aku hanya menunggu jalan terbaik dari-Nya dan memohon agar selalu dalam bimbingan-Nya sehingga keluarga tenang dunia akhirat yang kuidamkan dapat terwujud dengan orang yang tepat.

Ragu

Ternyata semua hanya awalan yang pasti akan menemui akhir. Pertemuan yang memberikan kita berbagai pengalaman dan rasa. Mengizinkan diri sesaat mengecap rasa yang mungkin sulit untuk diciptakan sendiri. Perlahan dan semakin cepat akhirnya aku sadari bahwa manusia tak mampu hidup sendiri meski ia merasa dirinya tangguh. Sebagian berpikir bahwa pikirannya sudah ramai dan sulit untuk bergabung dengan pikiran lainnya. Namun, bukankah itu hadir karena tak ingin mencoba dan keegoisan yang mengungguli diri bahwa aku harus selesai terlebih dahulu dengan pikiranku. Pertemuanku dengannya mungkin adalah pengalaman penuh kesan. Namun, perpisahan dengannya adalah sebuah anugerah dengan pelajaran luar biasa. Kuketahui rasa meski secuil. Kunikmati intensi meski tak sepenuhnya. Hingga akhirnya semesta paham bahwa aku pantas melanjutkan hidup lebih baik dan bertemu dengan orang-orang yang lebih baik. Aku tak pernah menyesali pertemuanku dengannya  Aku sadar bahwa kelak aku pasti akan bertemu dengan tok

SAJAK III : SENDU

Dalam resah yang menggema pada malam ini, sepiku berteman dengan alunan hening yang dibawa udara di sela-sela ventilasi. Kisahku belum dimulai dan entah kapan akan dimulai. Letih tak sungkan berteman dengan cacian. Kata-kata meracau pada retensi yang tak pernah dikehendaki. Sudah berlalu terlalu lama dan rasanya akan semakin lama. Terlalu banyak kerinduan yang hilang dan tak lagi bersemayam menjadi memori yang dapat dikenang. dalam ruang hampa, sesak terasa

23022020

Aku kehilangan kepercayaan. Bukan pada orang lain tapi juga pada diri ini. Entah kenapa insecurity kembali hadir. Aku mulai menghindari hal-hal yang tidak mengenakkan untukku. Cemooh an yang hadir saat ingin berkisah selalu menahan emosi hingga tak terluapkan dan mengendap. Lelah dianggap remeh dan lemah hanya karena tidak sejalan.  Ada beberapa orang yang disayang tapi harus ditinggalkan karena rasanya lelah mempertahankan sendiri. Begini mungkin cara kerjanya. Aku tidak sesuai dengan mereka. Mencari kesesuaian sangat sulit. Aku ingin menyerah tapi tak boleh. Aku ingin diam saja dan tidak mencari pertolongan. Ingin dimengerti karena rasanya sudah perlahan sakit. Ingin kembali seperti waktu kemarin. Namun, semuanya sudah berbeda. Mataku semakin perih seiring kata-kata ini mengalir menjadi tulisan. Krisis atau apalah yang akhirnya dihadapi setiap manusia. Namun, sayangnya kita tak pernah mampu menempatkan diri dengan baik terhadap apa yang dirasa orang lain. Hingga rasanya tidak