Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2021

Tentang Hari Ini

Hari ini, dia terlihat lebih tampan dari biasanya Terlihat lebih profesional dan disiplin waktu karena salah satu atribut yang dikenakannya Hari ini, dia bercerita lebih banyak dari biasanya Dia menyuarakan perasaan dan pikirannya lebih lantang denganku Hari ini, dia bercerita dengan menatap mataku Mataku tanpa ragu menatap dan menanggapi dengan sungguh Hari ini, aku mengerti kenapa dia disenangi Kelembutannya tulus dan caranya memanusiakan manusia terpancar tanpa usaha yang lebih Hari ini, aku sadar mengapa ada penasaran tentangnya Aku menemukan frekuensi yang ternyata serupa tapi tak pernah kami coba selaraskan Hari ini, aku memberi saran untuknya Karena aku tahu dia harus mencari apa yang belum dia temukan pertanyaannya secara jelas Hari ini, aku sadar mengapa aku nyaman dengannya Aku juga sadar meski mungkin bersamanya, tapi ketidakmungkinan lebih besar karena sepertinya logikaku berkata dia tidak seperti yang ku cari Hari ini, aku menemukan kembali Sedikit merasa ada kemungkinan t

Duka Yang Menemani Hingga Kini

Kali ini tentang aku. Tentang perasaan yang tak pernah tampak dan tak pernah mampu aku jelaskan. Berbagai kata yang terucap dari mulutku rasanya tak pernah bisa menggambarkan betapa pedihnya emosi yang kurasa. Hingga tak jarang tak satu pun mampu memahami maksudku. Dipahami secara dangkal oleh orang yang mendengarnya. Aku membenci perbandingan tapi rasanya emosi dan perasaan yang kurasa tak pernah sepadan untuk dikisahkan kepada sekelilingku yang seolah juga sedang menderita. Aku hanya ingin berbagi derita tapi rasanya tak ada yang memiliki rasa pemahaman yang sama. Kenapa di saat yang sama logikaku selalu mampu mengolok-olok lemahnya perasaan. Di saat yang sama, aku dapat melupakan sedih karena berinteraksi dengan orang lain secara logika hingga akhirnya terpendam. Ia terpendam dalam hingga mulutku tak tahu lagi harus berkata apa. Hingga akhirnya aku bingung untuk bertindak seperti apa. Rasanya aku terlalu sering menilai dini takdir Tuhan hanya karena aku tidak mendapat apa yang biasa

MEMBANDINGKAN MANUSIA

Manusia bergelut dengan keseharian dan pertanyaan yang sudah berada dalam pikirannya sejak lama. Disadari atau tidak, sebagai manusia, kita sering mengalihkan fokus pada hal-hal yang terlihat lebih umum untuk dibicarakan oleh lingkungan. Kemudian rutinitas itu dapat menyebabkan kita lupa melakukan flashback pada hal-hal yang telah terjadi dan menelisik kembali apa yang sebenarnya diri ini butuhkan dan ingin dibicarakan. Tuhan sudah sangat baik dalam merancang cerita hidup yang berbeda pada setiap manusia ciptaan-Nya. Sebagian dari kita sering mengatakan ini yang terbaik dan itu yang terbaik. Padahal terbaik pada hidup dapat bermakna berbeda. Seorang dosen pernah berkata : "Tidak ada solusi yang terbaik, yang ada adalah solusi yang tepat". Sebagian manusia, harus melewati jalan hidup yang tidak menetap. Bertemu dengan beragam manusia dan tidak satu pun dari mereka yang bertahan dalam pandangan untuk waktu yang lama. Bahkan keluarga pun menjadi sesuatu yang semakin jauh. Saat j

Pedihku

Aku tidak pernah tahu apa definisi beruntung karena rasanya apa yang terjadi padaku bukan sebuah keberuntungan. Di saat aku mencoba menganalisis apa yang salah justru aku semakin merasa bersalah. Aku tahu apa yang mau kucari tapi tidak tahu harus memulainya dari mana. Aku benci sebagai manusia kadang memiliki rasa iri. Namun, di saat yang sama iri memberikan pelajaran untuk bersyukur lebih banyak. Di beberapa kesempatan, justru iri memberikan kesedihan yang lebih panjang dari syukur. Hari ini aku tidur lebih lama dari biasanya. Tadi malam aku berolahraga lebih keras dari yang pernah kulakukan hingga hampir menyiksa diriku sendiri. Aku semakin takut dengan realita. Semakin enggan dengan kenyataan yang sudah amat aku mengerti. Aku takut terluka jika aku mendekat pada sesuatu, tapi aku juga merasa sangat hampa di saat yang sama. Kata mereka yang sudah hidup lebih lama "Welcome to Quarter Life Crisis". Bahkan usiaku belum mencapainya tapi krisis ini sudah datang mengawali. Hilang