Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Sederhana

Ada kisah di balik ketegaran. Di balik kesabaran atas kejenuhan, di balik senyuman yang ternyata menyimpan berjuta paksa ego agar tak melunjak. Ada banyak hal yang membingungkan ketika seseorang telah mengambil rencana hidupnya ke depan. Terutama ketika menginjak fase mahasiswa. Banyak tokoh manusia yang menggugah semangat, tapi mungkin hanya sejenak. Ada beberapa kelompok manusia yang memilih untuk merencanakan hidup yang sederhana dan bersahaja. Kelompok mereka yang memegang prinsip khas : " bukan mengejar nilainya, tapi mengejar ilmunya. Kalau sudah pasti paham maka nilainya pun pasti akan mengikuti". Mereka berpikiran untuk menekuni bidang kuliah yang telah menjadi pilihan. Kemudian, berusaha keras untuk memahami setiap titik topik yang ingin mereka perhatikan tanpa terlewati. Selanjutnya, pemahaman memberikan imbalan yang menarik, dengan nilai A atau AB di setiap mata kuliah. Perjuangan keras tiap malam hanya untuk memahami bukan untuk meraih IPS atau IPK cuml

Iktisar Senin Malam

"Intro" Entah kenapa, terkadang rasa kecil hati hanya akan mengecilkan hati. Di saat ego menginginkan untuk seluruh tim mampu bergerak, tapi cenderung lupa pada realitas. Menginginkan kebersamaan hadir dalam suasana formal, tapi ternyata formal cenderung hanya formalitas. Tugas hanya tugas dan rasa kasih tak pernah hadir. Akibatnya, tim hanyalah sebuah syarat dan paksaan, pengerjaan hanya sekedarnya, tidak ada keinginan bersama untuk total dan maksimal...... Ada inspirasi di pojok toko ini. Di saat yang lain mengerjakan pekerjaan dan aktivitasnya sendiri, aku memilih berjuang untuk tim. Sudah tidak ingin lagi aku menjadi manusia yang mencaci, mengeluh, walau nyatanya terkadang terlepas tak sengaja. Sesuatu dari masa lalu telah kembali. Suatu karakter yang hilang karena penyangkalan, tapi kini sudah kembali. Tidak hanya karena pojok dan malam ini, melainkan juga karena percakapan panjang pada malam minggu lalu di perjalanan panjang, saat kebanyakan orang memilih untuk

Izinkan Aku Bercerita, Hai Senja

              Ada jejak yang tertinggal di saat hati tertimpa kegundahan tiada tara. Seperti layangan yang terbang mengikuti arah angin, tanpa prinsip. Bahkan tak bisa lagi kubiarkan melodi untuk menepati janji atas ucapan yang pernah diucapkan. Ada dinding yang saat ini tak bisa kudobrak. Akankah ada pintu yang mampu memberikan jalan? Sampaikan duka dan sedihku hai senja. Kebingunganku dan gusar yang mengelana di dalam rentetan cerita. Izinkan aku bertahan menikmati senjamu karena aku selalu suka dengan senja yang selalu hadir. Denganmu aku bisa merasakan seluruh kisah yang telah kutuliskan dan mengingatkanku akan pembelajaran berarti dalam pencarian solusi. Aku berharap senja selalu ada, meski hujan terkadang memberi rezekinya yang berlimpah dengan sejuta memori lampau. Tetap mengingatkan aku untuk bersyukur dan mengingat bahwa aku tidak punya apa-apa, melainkan hanya dipinjami.....                 Sepucuk harapan akan bergeming katanya. Saat keyakinan berpendar dan menyentu

Indonesia Kaya, Apakah Hati Ini Juga Kaya?

    Tulisan   ini saya curahkan dari pengalaman singkat mengunjungi Desa Temulus , Randublatung , Blora , Jawa Tengah. Semoga kita bisa bersyukur dan semakin bangkit dari kemalasan . Akhir pekan minggu lalu menjadi saat yang berharga. Melihat kekayaan alam Indonesia yang nyata adanya. Tanah yang subur dan hasil alam yang berlimpah. Namun, kekayaan ini tidak mampu memperkaya jiwa dan hati bangsa. Berhektar-hektar tanah tertanami pohon jati sejak zaman dahulu kala, buah hasil dari tangan nenek moyang. Konflik meregang di kedua pihak. Keterbatasan, kesenjangan, dan keluhan tersimpan rapat di ujung pelupuk mata. Bertani tak lagi bisa menjanjikan hasil. 2,1 juta untuk satu petak sawah yang ditanami dan dipelihara sampai tiga bulan. Namun, tak jarang hasil hanya didapat 1,8 juta. Infrastruktur yang seadanya. Namun, semua kesulitan yang ada tidak patut menjadikan masyarakat di desa itu putus asa. Berbagai usaha tetap harus dijalankan demi kehidupan yang fana untuk me

Get Out Soon and Find Out

Ada hal di balik semua itu yang tak bisa kuubah. Kubiarkan semua mengalir. Akhir" ini, aku juga tidak paham dengan apa yang aku rasakan. Hampir 2 tahun berlalu, entah kenapa semua terasa biasa saja. Sampai saat ini, pertanyaan itu pun muncul. - Apakah yang ada padaku saat ini masih terasa asing? - Apakah ini bukan tempat yang pas untukku? - Apakah ini ujian atau hanya aku saja yang tak mampu menerimanya? - Apakah sikap ini adalah aku yang sebenarnya? Mencoba mencari satu per satu jawaban seolah masa remaja ini tak akan pernah habis. Namun, ada suatu perasaan lega saat ini. Semua mulai terasa biasa saja. Setidaknya penyakit hati menghilang dan semua terasa sejuk nan syahdu. Siapapun yang merasakan hal yang sama, mungkin kita akan segera menemukan jawaban lewat doa yang tak henti kita panjatkan, suara hati yang selalu didengar oleh-Nya, melalui ketenangan yang selalu kita usahakan dalam kerasnya berjuang.