Langsung ke konten utama

Semua Ada Waktunya

Ada masa ketika.....
^_^ Sosok yang dipercaya berubah menjadi        sosok yang paling dihindari. 
^_^ Sosok yang disayang berubah menjadi sosok yang tak lagi ingin diingat. 
^_^ Sosok yang diharapkan menjadi sosok yang disayangkan. 
^_^ Sosok yang disegani menjadi sosok yang dipuji. 
^_^ Sosok yang dihindari menjadi sosok yang ingin didekati. 
^_^ Sosok yang dibenci menjadi sosok yang ingin dicintai. 
^_^ Sosok yang menyebalkan menjadi sosok yang dirindukan. 
^_^ Sosok yang digilai menjadi sosok yang 'ya sudahlah'. 
^_^ Sosok yang pernah sangat dekat menjadi sosok yang sangat jauh. 
^_^ Sosok yang dekat jaraknya menjadi jauh rasanya. 
^_^ Sosok yang selalu dimengerti tak lagi menghargai pengertian. 
^_^ Sosok yang selalu dikuatkan malah menjadi melemahkan. 
^_^ Sosok yang selalu mengerti menjadi sosok yang pergi. 
^_^ Sosok yang terbuka berubah menjadi rentan terluka.
^_^ Sosok yang diinginkan menjadi sosok yang disesalkan.
^_^ Sosok yang menyenangkan menjadi sosok yang menyebalkan.
^_^ Sosok yang berkesan menjadi memilukan.
^_^ Sosok yang jauh menjadi dekat.
^_^ Sosok yang terlupakan menjadi satu-satunya rujukan.
^_^ Sosok yang tersembunyi menjadi sosok yang satu-satunya berbunyi.

Hingga akhirnya seluruh sosok silih berganti menghiasi hidup. Kejadian demi kejadian menjadi uncontrollable variable. Meski nyatanya uncontrollable variable tersebut dapat mengubah respon variabel yang tidak seharusnya. Sudah sekian kali klise dan pigura momen menggambarkan kejadian yang perlahan sirna dilepas waktu. Memudar seiring pertemuan yang baru. Menjelma menjadi kerinduan di suatu masa meski tidak ingin diulang. 

Ada kisah yang tersisa dan tak pernah terselesaikan secara tuntas. Karena kisah itu tak luput dari sekedar objektif, tapi ada permainan emosi di dalamnya. Emosi yang tak pernah sempat diungkapkan sebab untuk sekedar mengungkapkan butuh banyak kriteria keputusan dengan konsekuensinya masing-masing. 

Emosi itu pun beragam bentuknya. Ada perihal amarah yang tak terluap karena terpendam. Sebab sejatinya kemarahan adalah keterbatasan atau rasa kecewa terhadap ketidakmampuan mengontrol sesuatu sesuai keinginan meski hal itu bukan merupakan kapasitas diri untuk mencampuri. Berawal dari masalah yang muncul karena adanya gap antara keinginan dan kenyataan. Sayangnya, masalah ternyata bukan sesuatu yang bisa dicegah, karena dia bukan seperti resiko yang sudah diprediksi kejadiannya. Ada pula emosi yang menceritakan indahnya mengagumi, menyayangi, dan menikmatinya menjadi suatu kenikmatan menjalani hidup. Susah, senang, sedih, dan kecewa terkadang hadir bercampuran.

Terkadang kita terlalu banyak menuntut dalam bentuk keinginan. Seringnya bersedih atas keinginan-keinginan yang tak terwujud. Meski secara harfiah, kita sadar, tidak semua berjalan sesuai keinginan karena tidak semuanya berada dalam kendali diri. Hari demi hari, dihiasi dengan harapan demi harapan yang coba kita tumbuhkan, seperti dapat mengerjakan tugas A hingga selesai, istirahat yang cukup, dan lain sebagainya. Hingga hari demi hari itu terakumulasi dan mampu berencana dalam jangka waktu lebih lama seperti ingin menjadi asisten dosen, ketua organisasi, dan lainnya. Ada sebagian orang yang memilik tekad sangat kuat, tapi tidak disampaikan pada keinginannya. Seharusnya kita dapat lebih bijak dan sadar. Menyadari bahwa ada kisah yang tertulis untuk takdir kita dan harus diusahakan, bukan sekedar menunggu dan  mungkin usaha yang saat ini gagal merupakan salah satu usaha yang harus dilakukan untuk mencapai kisah tersebut. 

Ada suatu titik di mana kegagalan tadi akan memunculkan sebuah pemikiran. "Apakah jalan yang kupilih ini salah, seharusnya aku berbelok 5 menit lagi dan ternyata aku berbelok terlalu cepat sehingga lama mencapai tujuan yang seharusnya". Dan akhirnya kita benar-benar dapat memaknai kalimat yang menyatakan bahwa "hidup itu penuh misteri". Kita hanya terus mencoba mencapai tujuan menurut kapasitas kita sebagai manusia. Karena ternyata penilaian Allah swt. jauh lebih akurat dan tidak bisa ditebak. Sebagai manusia kita sering berkata, "kenapa tidak lulus tes itu, padahal menurutku kamu pantas dan lebih baik". Meskipun seleksi tersebut dilakukan oleh manusia, tapi ingatlah jalan kita sudah ada masing-masing dan waktunya sudah terencana. Dia yang Maha Membolak-balikkan hati manusia mampu mengubah segala penilaian manusia dan mengarahkannya kepada keputusan terbaik. Jika semasa SD, seorang anak sering dibandingkan kemampuannya berdasarkan ranking, maka seiring berjalannya waktu harusnya pola pikir tersebut dapat diubah. 

Sesulit apapun masalah yang membebani pikiran, jangan pernah menyerah. Sesedih apapun kejadian yang menggores hati, merusak kepercayaan, dan melemahkan ketegaran, ingatlah jiwa kita pantas untuk disembuhkan. Separah apapun kecewa yang hadir karena sebuah keputusan, ingatlah hati kita pantas untuk bangkit. Seluka apapun kepercayaan yang telah ternodai, ingatlah dan percaya kita lebih berharga dari luka itu, maka belajar lagi untuk menempatkannya pada tempat yang tepat. Sesunyi apapun kesendirian yang perlahan melemahkan, ingatlah di luar sana ada banyak manusia yang menanti untuk dikenal, mungkin salah satunya adalah sahabat yang sedang dicari. Seberat apa pun kabar yang dinanti, ingatlah sabar ingin menjadi satu-satunya yang diingat. Se-bosannya telinga mendengarkan perkataan yang membuat sedih, jangan biarkan bentengmu runtuh. Sesedih apapun perpisahan dan kepergian, ingatlah bahwa syukur dan ikhlas yang kita panjatkan akan menjadi kebaikan yang akan mengganti kesedihan itu di masa mendatang. Dunia ini terlalu fana untuk selalu membandingkan diri, bersedih atas nasib, dan kekhawatiran sebab jiwa kita pantas untuk terus belajar mencapai level tertinggi. Percayalah, setiap masalah yang diujikan adalah ujian kenaikan level. Ketika itu terselesaikan dengan nilai yang sangat pas-pasan, suatu saat mungkin akan hadir lagi untuk perbaikan. Lebih baik dapat nilai A sekarang sehingga level kita selalu meningkat.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika Terhadap Aspek Kehidupan

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika  Terhadap Aspek Kehidupan Disusun Oleh: {          Diajeng Anjarsari Rahmadhani {          Kezia Grace Monica {          Kresna Dwiki Ramadhana {          Rashif Imaduddin Lukman KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmatnya sehingga kami dari Kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah mengenai Zat Adiktif dan Psikotropika. Makalah ini kami buat dengan penuh ketelitian dan kami rangkum dari beberapa sumber yang dapat dipercaya.  Makalah ini kami harap dapat bermanfaat bagi pembaca mengingat banyaknya pemanfaat negatif dari zat adiktif dan psikotropika. Dengan adanya makalah ini kami harap kita semua dapat terhindar dari dampak negatif zat adiktif dan psikotropika.Zat adiktif dan psikatropika adalah zat berbahaya yang telah diakui secara internasional.  Namun zat adiktif dan psikotropika juga memiliki pemanfaatan yang positif. Mengenai pemanfaatan zat adi

Tentang Hari Ini

Hari ini, dia terlihat lebih tampan dari biasanya Terlihat lebih profesional dan disiplin waktu karena salah satu atribut yang dikenakannya Hari ini, dia bercerita lebih banyak dari biasanya Dia menyuarakan perasaan dan pikirannya lebih lantang denganku Hari ini, dia bercerita dengan menatap mataku Mataku tanpa ragu menatap dan menanggapi dengan sungguh Hari ini, aku mengerti kenapa dia disenangi Kelembutannya tulus dan caranya memanusiakan manusia terpancar tanpa usaha yang lebih Hari ini, aku sadar mengapa ada penasaran tentangnya Aku menemukan frekuensi yang ternyata serupa tapi tak pernah kami coba selaraskan Hari ini, aku memberi saran untuknya Karena aku tahu dia harus mencari apa yang belum dia temukan pertanyaannya secara jelas Hari ini, aku sadar mengapa aku nyaman dengannya Aku juga sadar meski mungkin bersamanya, tapi ketidakmungkinan lebih besar karena sepertinya logikaku berkata dia tidak seperti yang ku cari Hari ini, aku menemukan kembali Sedikit merasa ada kemungkinan t

Sudut Pandang

Bulan, hidup terasa kadang sunyi. Di balik temaram sinarmu, kadang aku meringkuk mencoba mencari solusi. Tidak ingin meratapi tapi kadang semesta punya caranya untuk berdialog dengan ujian. Ada pelajaran yang harus kupetik agar aku menemui kebaikan di ujung perjalanan. Istirahat adalah akhir yang banyak tidak manusia mengerti. Saat tidur dianggap sebagai penghilang masalah, tapi nyatanya gelombang kegelisahan tetap masuk berwujud mimpi. Nyatanya dunia adalah tempat berlelah hati dan pikiran untuk akhir yang kekal. Bintang, ingin rasanya kupeluk permukaanmu agar tenang merasuk pada jiwa yang bergejolak. Meski tak dapat kuterka bagaimana suhu permukaanmu. Namun, entah kenapa aku percaya bahwa kelap kelipnya cahayamu seperti mengajarkan cara bertahan agar tetap menyala. Angin, aku melihat seorang wanita muda terpaku pada tatapannya sore ini. kutemui dia dalam keceriaan tadi pagi, tapi entah mengapa rautnya berubah menjadi mendung. Jika ku analisa, sepertinya bukan hiruk pikuk kota