Langsung ke konten utama

Sulit Untuk Ku Nyatakan


Hingga kalanya tertawa hanya menjadi formalitas atau sandiwara yang tak habis. Tak luput dari kesalahan, itulah manusia. Layaknya jiwa ini yang alhamdulillah masih bertahan kuat hingga saat ini. Aku tidak tahu apakah aku harus mengubah image yang pernah aku senangi atau menutupi diriku yang sebenarnya. Sedih melihat diriku sendiri, terkadang. Di saat wanita sepertiku tetap tidak dianggap seperti wanita bahkan di perkumpulan teman seperantauan yang seluruhnya lelaki. Sesungguhnya aku sangat membenci kalimat yang terlontar dari mulut mereka. Setidaknya seperti inilah kalimatnya "Sari kan laki-laki". Woy, sampai kapan kalian melihat aku seperti itu. Setangguh apapun itu, selama apa pun itu, sebenarnya aku ingin kalian anggap sebagai teman wanita yang mana kalian bisa merasakan keberadaanku sebagai seseorang yang perlu kalian tanya kabarnya, dukung langkahnya, perhatian pada perasaannya. Bukan acuh tak acuh secara berlebihan. 

Aku telah kehilangan beberapa yang berarti. Beberapa mimpi yang hilang. Beberapa sosok yang dulu aku prioritaskan, mengerti, dan lain sebagainya. Bahkan di saat aku ingin kalian ada di antara kesedihanku, sebagian dari kalian masih ada yang berkata kasar. Di saat aku yang leave dari grup dan tak ada satu pun yang menyadari. Terlebih kondisi gen kita yang kacau berantakan. Okelah kalau kalian tak bisa menganggapku sebagai wanita, tapi anggaplah aku sebagai teman kalian yang masih kalian panggil namanya, tanyakan kabarnya, ajak bermain. Terkadang aku lelah harus selalu mengajak sebagian kalian dan respon yang tidak terlalu baik. Sering kali aku bersyukur punya sebagian dari kalian yang masih selalu ada dengan segala keunikan. Namun, sering juga aku kecewa dengan sebagian kalian yang memang mungkin sangatlah sibuk dengan dunia kalian. 

Sebenarnya aku juga tidak dapat menghakimi kondisi ini. Ya, mungkin saja kalian juga merasakan sakit hati yang sama atas alasan yang lain. Atau kalian memang benar-benar pergi. 3 tahun lebih dan aku tak ingin menghitung harus berapa lama lagi aku berada di kota ini, tergabung dengan grup ini, seperti berada dalam pura-pura yang sangat ahli. Seperti tertawa padahal dalam hatiku penuh tangisan tidak nyaman, kecewa, dan ingin pergi. 

Terlebih malam ini, di saat syukuran kakak kelas kita yang telah menyelesaikan pendidikannya. Mereka dapat menceritakan kesan indah yang mereka dapat setelah lulus dari pembinaan SMA, mampu membuat mereka kokoh dalam perkembangan meski pergaulan telah berbeda. Sementara kita, entahlah. Aku hanya tertunduk malam ini ketika mereka menceritakan rencana-rencana yang berhasil mereka wujudkan bersama teman-temannya. Aku tertunduk memegang hp, menahan air mataku yang tak pernah rela untuk aku tunjukkan. Aku malu, aku sedih, aku tak tahu harus berusaha seperti apa. Sementara seberapa pun usahaku, tidak lebih dari 50% berhasil. Kalian bisa berkumpul main pes, dan sebagainya. Sementara aku, hanya bisa membaca apa yang kalian lakukan malam itu. Kesenangan, kekalahan, dan kemenangan main game

Mungkin memang ini salah satu alasanku untuk segera menyelesaikan pendidikanku. Aku muak, untuk ke sekian kalinya, tapi ini tingkat muak yang hampir tak bisa ku toleransi.

You see me smile to you, laugh, and other things
All of this, I do to make you, guys, happy in your hard phase at college
All of question I make, to know your condition, to care to you
While now, It seems to be over 
I'm tired 

Percuma rasanya menceritakan ini pada kalian, tidak ada penjelasan, alasan, dan perbaikan. Kita kacau, generasi kita gagal mungkin. Pecah, gap terlalu banyak. Bahkan aku kehilangan orang terpenting di generasi yang dulu menjadi teman baikku. Aku mencoba memperbaiki hubungan dengan kalian semua, termasuk denganmu, teman baikku yang mungkin aku bukan teman baikmu. 

Untukmu, mungkin aku tidak mengenalmu atau mungkin aku hanya pendamping kesukaranmu di masa SMA. Aku tidak tahu salahku di mana, atau mungkin aku tidak perlu bertanya. Aku juga mencoba memperbaiki setelah sekian tahun dan ternyata tetap tidak bisa. Untuk teman-temanku yang sangat aku cintai tanpa kalian tahu, aku sangat merindukan sikap hangat kalian yang tak pernah lagi ada. Yang entah sampai kapan aku merindu kalian. Padahal mungkin aku tidak ada artinya untuk kalian.

Mungkin orang sepertiku memegang peran untuk menghibur kalian di sela kesukaran kalian atau di antara waktu tanpa momen. Aku mulai terbiasa dan aku semakin mahir menempatkan diri. Menunjukkan keceriaan, membuat kalian tertawa, membuat kalian merasa didengar, membuat kalian merasa memiliki tempat terakhir yang dapat kalian tuju saat kalian berada dalam masalah, menjadi sosok yang dapat menemani kalian sesaat, menjadi sosok yang dapat mengambil peran emergency call, dan peran lainnya yang sederhana serta mudah terlupakan jika kalian tidak merekamnya. 

Mengenal kalian adalah sebuah syukur yang tak pernah ku sesali, berada di samping kalian adalah peran terbaik yang membuatku menjadi manusia bermanfaat. Namun, perubahan kalian yang berdampak negatif buatku selalu menjadi air mata yang tak pernah usai bagiku. Ditinggalkan oleh kalian menjadi sebuah kejadian yang selalu menyisakan luka, membekas pada setiap kantung mataku. 

Untuk kalian yang telah menemukan lingkungan baru yang memang kalian inginkan, aku ucapkan selamat dan semoga kalian benar-benar bahagia. Untuk kalian yang telah menemukan teman bermain, aku sangat senang mengetahui bahwa kalian telah menemukan lingkungan yang benar-benar mengerti kalian dan kalian bangga akan mereka. Untuk kalian yang sedang mengejar mimpi dan berprestasi serta menemukan keluarga dari tim yang kalian bangun, aku sangat senang dan semoga ini akan menjadi momen-momen yang paling kalian senangi. Untuk kalian yang sedang berjuang keras menemukan teman-teman terbaik seperti yang pernah ada di masa lalu, aku turut berjuang dan berdoa agar kalian selalu dalam lingungan-Nya dan semakin kuat. Untuk teman-teman yang masih menanyakan kabarku, aku sungguh berterima kasih, ternyata kalian masih mengingatku. Untuk kalian yang pernah merasakan ada aku dalam hidup kalian, maka tolong jangan putuskan pertemanan kita, tolong hubungi aku lagi, mungkin saja aku terlupa dengan kehidupanku sekarang.

Untuk mereka yang hadir di hidupku saat ini, aku sangat bersyukur, bahagia, dan berterima kasih telah ada di sisiku, mendengar cerita ku, menanyakan kabar dan kondisiku. Untuk zizi, makasih telah menjadi teman terbaik yang siap menemani, mendengarkan, dan menerima serta mendengarkan saran-saran dariku. Untuk amel, terima kasih untuk perhatian kecil yang selalu tercurahkan darimu. Untuk Kak Nisa, terima kasih sudah percaya dan bercerita serta pengertian dengan kondisiku. Untuk Kak Mawar, terima kash dengan lelucon yang membuatku tertawa, diskusi berat yang sefrekuensi denganku. Untuk Kak Naziro, terima kasih telah percaya untuk cerita padaku, menanyakan beberapa hal, membuatku berharga, termasuk meminta jemput. Untuk Imah dan Pipit, makasih telah menjadi teman yang lucu dan menyemangatiku. Untuk Erika, terima kasih telah mendengar dan mendengarkan serta opini-opinimu. Guys, terima kasih untuk momen-momennya. Untuk kena, terima kasih telah menjadi berbeda dari mereka, terima kasih masih mau mengajakku main, makan, dan lain sebagainya. Untuk kena, riko, hadi, makasih sudah hadir di deles tengah malam dan mendengarkan ceritaku. Untuk dito, terima kasih dulu pernah menyemangatiku untuk masuk ITS dan menjadi urgent call di awal-awal semester 1. Teruntuk abang berbeda rahim, Bang Igo, terima kasih untuk support yang masih bisa saya rasakan hingga saat ini, cerita-ceritanya, dan kepercayaannya. Semoga kamu benar-benar mendapatkan wanita yang sesuai dengan keinginanmu.

Terkhusus untukmu, sahabat terbaik yang pernah kumiliki selama aku hidup, meski semua sudah berantakan. Terima kasih sudah percaya, mendengarkan, peka, memperlakukanku sebagai wanita, menceritakan kisahmu, merengek padaku, berkeluh kesah padaku, menceritakan pengalaman hidupmu, pandanganmu, mantan-mantanmu, dan semua hal yang tak bisa terulang. Terima kasih telah mengajarkan aku kasih sayang, memberikanku kasih sayang meski kau tidak sengaja. Terima kasih telah menemaniku di masa-masa kritis perkembangan diriku. Mengawal proses pendewasaanku yang ternilai lebih cepat dari umurku. Makasih telah mengatakan terima kasih. Makasih untuk puisinya. Meskipun aku tahu, mungkin aku bukan apa-apa di hidupmu. Meskipun aku tahu, sakit hatimu terlalu dalam, hingga aku tertutupi. Meskipun aku tahu, memperbaiki hubungan kita sudah seperti ketidakmungkinan yang aku paksakan. Asalkan kau tahu, aku hanya ingin kita berteman baik lagi hingga tua atau hingga ada seseorang yang memintaku untuk menemani hidupnya dan sebelumnya,  seseorang itu ingin mengenalku, maka kau bisa menjadi referensi. Namun, sepertinya tidak mungkin lagi. 

Aku bisa tertawa sangat lepas dan besar di hadapan kalian. Membuat lelucon yang kadang membuat kalian tertawa atau tidak sama sekali. Membuat kalian tersenyum meski sedikit. Tertawa dan senyum kalian membuatku senang, melihat bahwa kalian sedikit melupakan kesulitan kalian dan aku membantu kalian untuk itu. Meskipun aku memiliki setumpuk pikiran, aku tidak ingin kalian terbebani dengan pikiran itu karena aku tahu masalah-masalah kalian cukup menguras tenaga. Sempat ku mencoba menjadi diam, biasa saja, tidak heboh, serius, sedalam pemikiran dan logikaku, tapi itu malah menyiksa. Tidak membuat kalian tertawa seperti bencana yang justru tidak menambah kebaikanku. Hingga akhirnya aku terbiasa seperti ini. Mengesampingkan semuanya saat bertemu kalian, berpikir dan bertafakur setelah kita berpisah. Semoga aku memiliki tempat di hidup kalian.

Terakhir, untuk Bang Mumul, terima kasih atas kejujuran malam ini yang mengatakan aku yang terlihat paling tua di antara Kak Naziro, Kak Nisa, dan Ningsih. Terima kasih telah mengatakan "kau tu kelihatan lebih dewasa soalnya". Bagiku, ini pujian yang membuatku ingin selalu menjadi lebih dewasa dalam bertindak, menghargai orang lain, menghargai kondisi, dan segala hal baik yang dilakukan orang dewasa. Apalagi terucap dari seseorang yang jarang bermain denganku. 


Surabaya, 24 September 2018



Tertulis dengan air mata yang cukup deras


NB : Jika kalian (yang kumaksud) membaca ini, aku ingin kalian menjadi orang yang jauh lebih bersyukur. Untuk kalian yang sekedar pernah mengenalku, boleh kalian mengutarakan apa yang kalian ingin sampaikan padaku. Untuk kalian yang hanya membaca ini, boleh kalian kasih saran atau opini kalian melalui komentar. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika Terhadap Aspek Kehidupan

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika  Terhadap Aspek Kehidupan Disusun Oleh: {          Diajeng Anjarsari Rahmadhani {          Kezia Grace Monica {          Kresna Dwiki Ramadhana {          Rashif Imaduddin Lukman KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmatnya sehingga kami dari Kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah mengenai Zat Adiktif dan Psikotropika. Makalah ini kami buat dengan penuh ketelitian dan kami rangkum dari beberapa sumber yang dapat dipercaya.  Makalah ini kami harap dapat bermanfaat bagi pembaca mengingat banyaknya pemanfaat negatif dari zat adiktif dan psikotropika. Dengan adanya makalah ini kami harap kita semua dapat terhindar dari dampak negatif zat adiktif dan psikotropika.Zat adiktif dan psikatropika adalah zat berbahaya yang telah diakui secara internasional.  Namun zat adiktif dan psikotropika juga memiliki pemanfaatan yang positif. Mengenai pemanfaatan zat adi

Sudut Pandang

Bulan, hidup terasa kadang sunyi. Di balik temaram sinarmu, kadang aku meringkuk mencoba mencari solusi. Tidak ingin meratapi tapi kadang semesta punya caranya untuk berdialog dengan ujian. Ada pelajaran yang harus kupetik agar aku menemui kebaikan di ujung perjalanan. Istirahat adalah akhir yang banyak tidak manusia mengerti. Saat tidur dianggap sebagai penghilang masalah, tapi nyatanya gelombang kegelisahan tetap masuk berwujud mimpi. Nyatanya dunia adalah tempat berlelah hati dan pikiran untuk akhir yang kekal. Bintang, ingin rasanya kupeluk permukaanmu agar tenang merasuk pada jiwa yang bergejolak. Meski tak dapat kuterka bagaimana suhu permukaanmu. Namun, entah kenapa aku percaya bahwa kelap kelipnya cahayamu seperti mengajarkan cara bertahan agar tetap menyala. Angin, aku melihat seorang wanita muda terpaku pada tatapannya sore ini. kutemui dia dalam keceriaan tadi pagi, tapi entah mengapa rautnya berubah menjadi mendung. Jika ku analisa, sepertinya bukan hiruk pikuk kota

Tentang Hari Ini

Hari ini, dia terlihat lebih tampan dari biasanya Terlihat lebih profesional dan disiplin waktu karena salah satu atribut yang dikenakannya Hari ini, dia bercerita lebih banyak dari biasanya Dia menyuarakan perasaan dan pikirannya lebih lantang denganku Hari ini, dia bercerita dengan menatap mataku Mataku tanpa ragu menatap dan menanggapi dengan sungguh Hari ini, aku mengerti kenapa dia disenangi Kelembutannya tulus dan caranya memanusiakan manusia terpancar tanpa usaha yang lebih Hari ini, aku sadar mengapa ada penasaran tentangnya Aku menemukan frekuensi yang ternyata serupa tapi tak pernah kami coba selaraskan Hari ini, aku memberi saran untuknya Karena aku tahu dia harus mencari apa yang belum dia temukan pertanyaannya secara jelas Hari ini, aku sadar mengapa aku nyaman dengannya Aku juga sadar meski mungkin bersamanya, tapi ketidakmungkinan lebih besar karena sepertinya logikaku berkata dia tidak seperti yang ku cari Hari ini, aku menemukan kembali Sedikit merasa ada kemungkinan t