Langsung ke konten utama

Merajut Jalan

Takdir telah tergaris untuk setiap manusia.  Namun, bukan berarti tak dapat diubah.  Banyak hal yang terjadi pada hidup, banyak langkah yang harus diambil. Pada perjalanannya, ditemui banyak manusia lain yang dengan indah menemani hari. Menemani hingga perlahan rasa indah itu muncul. Sering kali perpisahan harus terjadi saat kebersamaan itu tercipta secara apik. Dibebaskannya dinding yang membatasi. Ketika dinding itu mulai runtuh dan anggotanya mulai melebur jadi satu, ada pihak yang datang untuk memindahkan.

Perpindahan tetap harus terjadi, tak peduli diingini atau pun tidak. Pada keikhlasan, terkadang hati mengutuk. Mengerang pada nasib yang harus tetap dijalani meski tak diingini. Sulit menemukan pengganti atau tak perlu mencari pengganti. Syukur atas segala nikmat dan rasa. 

Duhai jiwa yang masih ingin berkelana, bebaskan hati dari gundah dan keraguan. Mantapkan langkah pada tujuan yang akan menjadi pasti. Goreskan tinta pada lembaran yang telah tersiapkan. Pastikan langkah yang lalu memang telah berlalu. Indahkan masa depan dengan usaha yang menanti untuk dikerjakan.

Dilepasnya kenangan yang perlu dilepas. Membuang rasa yang sudah menjadi kadaluwarsa. Dirasa masa depan sudah menanti maka jiwa bergerak berlari.

Untuknya yang pernah membuat bingung, dengan setulus hati, kini benar-benar ku ikhlaskan. Perbaikilah jalanmu untukmu sendiri. Ubahlah arusmu jadi arah yang memang engkau sukai. Sukaku tak akan mampu lagi menemanimu dan dukaku tak akan pernah lagi menjadi bagian dari ceritamu.

Terserah padamu. Jika engkau masih ingin membagi dukamu denganku, maka aku anggap itu merupakan celah untukku berbuat kebaikan. Tak masalah jika sukamu tak pernah menjadi bagian dari sukaku. Dan memang sepertinya, jalan kita tidak akan bersinggungan kembali. Lepaskanlah segala kata yang belum sempat kau ucap, kapan pun, aku siap mendengar. Ketika engkau sudah mengatakan yang sejujurnya, mungkin aku akan mengatakan yang sejujurnya pula dari sisiku. Dirimu sudah terlalu lama.

Ku mencari dan mungkin menemukan. Menemukan hanya untuk sekedar belajar dan memperkaya diri sebab ku tak ingin memulai kembali. Ku biarkan waktu berlalu, menanti dia yang nantinya mungkin menghampiri.

Padanya yang kutemui, tak mampu kudekati. Padanya, ku gemar memandang. Meski semakin ke sini, semakin memudar untuk mencoba. Ku pastikan langkahku ada di beberapa meter lagi dan tak perlu kupastikan siapa yang akan berada bersamaku. Lebih penting bagiku untuk menyimpan dengan baik terkait siapa yang telah hadir. Ada cahaya di ujung sana yang menanti untuk diambil dan di sekelilingnya sudah ada manusia lain dengan cahayanya. Pada lingkungan itu, aku harus segera menyesuaikan. Mungkin di sana adalah tempat kesayanganku selanjutnya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika Terhadap Aspek Kehidupan

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika  Terhadap Aspek Kehidupan Disusun Oleh: {          Diajeng Anjarsari Rahmadhani {          Kezia Grace Monica {          Kresna Dwiki Ramadhana {          Rashif Imaduddin Lukman KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmatnya sehingga kami dari Kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah mengenai Zat Adiktif dan Psikotropika. Makalah ini kami buat dengan penuh ketelitian dan kami rangkum dari beberapa sumber yang dapat dipercaya.  Makalah ini kami harap dapat bermanfaat bagi pembaca mengingat banyaknya pemanfaat negatif dari zat adiktif dan psikotropika. Dengan adanya makalah ini kami harap kita semua dapat terhindar dari dampak negatif zat adiktif dan psikotropika.Zat adiktif dan psikatrop...

Terjebak Dalam Bayangan

Manusia, oh Manusia Terjebak dalam angan kemungkinan dalam pikirnya Padahal sudah berulang kali dijauhkan oleh-Nya Berlalu waktu, hidupnya tenang dan baik saja Halaman tua sudah ditutup Namun, terganjal saat lintasan bayangnya nyata di mata Bukan ingin mengulang, tapi hanya saja ini tersisa kemungkinan Dibukanya kembali halaman itu Diteliti kembali karena sudah lupa rasa Baru buka satu dua kalimat, ternyata logika menolak Untuk kesekian kali, memori pahitnya mencuat Untuk apa berupaya tapi ternyata hanya give and give Untuk apa mendengar kalau ternyata tidak pernah ada pertanyaan berbalas Ternyata buku lama itu memang diperlukan Dibaca kembali, agar hati tidak menjadi bodoh Evaluasi dapat dianalisis, hingga dirimu tidak lagi jatuh pada angan Yakinlah jalanmu sejauh ini diatur oleh-Nya Dijauhkan dan ditemukan dengan orang-orang yang jauh lebih memahami Maka, manusia, kenapa ragu akan takdir-Nya Kenapa takut akan tidak menemukan padahal jalanmu adalah ditemukan Bacalah jalanmu, sepertiny...

Lewat

 Terjebak dialektika dalam nalar Ditatap nanar oleh sosok diri sendiri Mengharapkan untaian adegan Tentangnya yang nyata tapi tidak merasa Tatapannya merdu untuk jiwa yang haru Sapanya halus seolah sedang mengelus Hingga akhirnya dia tahu  Ternyata mendamba setelah sudah berlalu Tidak ada yang sia-sia Setelah sekian lama dia tetap inersia Akhirnya orang itu muncul, mengusik Memberi ajar untuk berhenti diam Cari tahu ingin diri Beri pandang tentang standar Beri sadar tentang kualitas Bawa sadar pada realitas