Langsung ke konten utama

Pertahanan

Dalam heningku akhirnya semua tumpah. Pada ketiadaan yang mengadakan hadirnya dalam sunyi. Bergema suara tak pernah menggaung hingga akhirnya seram berubah menjadi amarah. Diam berubah menjadi luapan emosi yang tak kunjung redam hingga harian berlalu. Rasanya tak mungkin untuk kembali, tapi justru lebih tak mungkin untuk meninggalkan semuanya di saat internal menjadi goyah dan hampir tak terkendali. 

Kurasa elegi sudah kalah pada ego sektoral yang ingin diperhatikan. Kelembutan dan iba berubah menjadi ganas yang tak pernah bisa didiamkan. Kasar dalam halusnya tutur menjadi senjata mempertahankan diri sebab takut untuk dicela hingga akhirnya terluka dan jatuh.

Tanpa sadar aku pun menemukan cara bertahan dan mempertahankan diri. Melepas yang tak dapat kugenggam dan membangun benteng perlindungan pada rapuh yang tak pernah lelah disembunyikan. Kemandirian menjadi ilusi yang nyata pada pertahanan. Secara fisik semua terlihat mampu dan sempurna tapi ternyata ada celah yang hilang kelembutan dan berubah menjadi jahat dan pantang disentuh.

Tak ingin lagi mencari sebab pencarian hanya akan berujung pada pelarian penghilang realita. Melihat terlalu banyak bukan memberikan hiburan, tapi justru semakin menambah penat yang memenuhi kapasitas memori.

Dalam zero sum game harusnya ada kesedihan yang seimbang dengan kebahagiaan. Namun, sepertinya ini bukan sebuah zero sum game dan juga bukan pasar persaingan sempurna. Ia kehilangan market place bahkan market share. Equilibrium tak pernah terlihat nyata. Bahkan, Break Even Point (BEP) pun tak ada menyapa.

Ini hanyalah permulaan yang dijalani tanpa harapan. Suram tapi tetap dapat bertahan karena kepercayaan sudah tidak lebih penting daripada menyelamatkan diri yang hendak jatuh. Katanya ada turning point tapi sepertinya rodaku menghindari titik itu. Seperti hampir sedikit lagi jatuh tapi bertahan dengan satu kaki meski lebih menyakitkan daripada harus membiarkan jatuh sekalian dan bangkit melihat harapan dan cahaya baru.

Ufuk barat menyajikan indahnya perpisahan yang mendatangkan gelap. Ufuk timur mengajarkan bahwa semua ada periode. Meski kadang manusia gagal dalam memahami tanda dan membiarkannya seolah mengalir begitu saja. Padahal di banyak kutipan kita tergolong manusia yang berakal dan harus menggunakan akal. Namun, manusia pun suka beralibi pada logika dan perasaan padahal keduanya adalah kondisi yang diciptakan oleh otak yang menerima dan mengolah informasi. Semoga kita memahami diri lebih baik dari sekedar teori atau kata orang.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika Terhadap Aspek Kehidupan

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika  Terhadap Aspek Kehidupan Disusun Oleh: {          Diajeng Anjarsari Rahmadhani {          Kezia Grace Monica {          Kresna Dwiki Ramadhana {          Rashif Imaduddin Lukman KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmatnya sehingga kami dari Kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah mengenai Zat Adiktif dan Psikotropika. Makalah ini kami buat dengan penuh ketelitian dan kami rangkum dari beberapa sumber yang dapat dipercaya.  Makalah ini kami harap dapat bermanfaat bagi pembaca mengingat banyaknya pemanfaat negatif dari zat adiktif dan psikotropika. Dengan adanya makalah ini kami harap kita semua dapat terhindar dari dampak negatif zat adiktif dan psikotropika.Zat adiktif dan psikatropika adalah zat berbahaya yang telah diakui secara internasional.  Namun zat adiktif dan psikotropika juga memiliki pemanfaatan yang positif. Mengenai pemanfaatan zat adi

Sudut Pandang

Bulan, hidup terasa kadang sunyi. Di balik temaram sinarmu, kadang aku meringkuk mencoba mencari solusi. Tidak ingin meratapi tapi kadang semesta punya caranya untuk berdialog dengan ujian. Ada pelajaran yang harus kupetik agar aku menemui kebaikan di ujung perjalanan. Istirahat adalah akhir yang banyak tidak manusia mengerti. Saat tidur dianggap sebagai penghilang masalah, tapi nyatanya gelombang kegelisahan tetap masuk berwujud mimpi. Nyatanya dunia adalah tempat berlelah hati dan pikiran untuk akhir yang kekal. Bintang, ingin rasanya kupeluk permukaanmu agar tenang merasuk pada jiwa yang bergejolak. Meski tak dapat kuterka bagaimana suhu permukaanmu. Namun, entah kenapa aku percaya bahwa kelap kelipnya cahayamu seperti mengajarkan cara bertahan agar tetap menyala. Angin, aku melihat seorang wanita muda terpaku pada tatapannya sore ini. kutemui dia dalam keceriaan tadi pagi, tapi entah mengapa rautnya berubah menjadi mendung. Jika ku analisa, sepertinya bukan hiruk pikuk kota

Tentang Hari Ini

Hari ini, dia terlihat lebih tampan dari biasanya Terlihat lebih profesional dan disiplin waktu karena salah satu atribut yang dikenakannya Hari ini, dia bercerita lebih banyak dari biasanya Dia menyuarakan perasaan dan pikirannya lebih lantang denganku Hari ini, dia bercerita dengan menatap mataku Mataku tanpa ragu menatap dan menanggapi dengan sungguh Hari ini, aku mengerti kenapa dia disenangi Kelembutannya tulus dan caranya memanusiakan manusia terpancar tanpa usaha yang lebih Hari ini, aku sadar mengapa ada penasaran tentangnya Aku menemukan frekuensi yang ternyata serupa tapi tak pernah kami coba selaraskan Hari ini, aku memberi saran untuknya Karena aku tahu dia harus mencari apa yang belum dia temukan pertanyaannya secara jelas Hari ini, aku sadar mengapa aku nyaman dengannya Aku juga sadar meski mungkin bersamanya, tapi ketidakmungkinan lebih besar karena sepertinya logikaku berkata dia tidak seperti yang ku cari Hari ini, aku menemukan kembali Sedikit merasa ada kemungkinan t