Langsung ke konten utama

Kenapa dan Ketakutan

Aku hilang, pada kejadian yang ternyata sudah melukai sejak lama

Aku tersadar, bahwa isu kepercayaan ini disebabkan oleh hal ini

Aku terlalu naif percaya bahwa cinta dan sayang seharusnya tak melukai

Namun, aku salah, ternyata rasa sayang justru memberikan banyak luka


Aku menjadi keras,  kecewa, dan tak tahu harus membawa semua ini ke mana

Aku ingin membiarkan waktu menjawabnya

Mengasingkan diri dari kehadiran pada lingkungan kasih sayang tersebut

Namun, sisi lain menolakku untuk melakukannya


Aku tidak siap jika harus beradu peran pada hal yang ternyata belum bisa ku ikhlaskan

Mungkin keegoisanku teriak ingin dipahami

Tapi logikaku ingin menang, tak mau lagi mengalah

Meski aku tahu, mereka tidak akan mungkin meminta maaf


Seseorang bilang, iyakan saja

Karena ini seperti orientasi dengan pasal 3 yaitu kesalahan apapun, kembali ke pasal 1

Aku terlalu vokal sekarang karena diamku kemarin ternyata membuatku lemah

Namun, saat suaraku bergema, ternyata tidak ada artinya


Aku tidak tahu akan ada berapa judul tentang luka ini

Ketika yang disayang ternyata yang pertama mengenalkanku pada luka

Mengajarkanku untuk mengalah dan menjauh dari keterikatan

Entah karena jiwaku memang bebas, atau diamku tak lagi ingin bertahan


Aku hanya ingin ada orang yang mampu memenuhi kebutuhan rasaku

Kebutuhan tentang pertanyaan apa yang yang kurasa

Mampu berpikir jernih dan melihat dari dua sisi

Jika tidak berkenan, mampu berbicara dan menegurku dengan cara terbaik


Selama ini, aku berlari sendiri

Menggali hingga mungkin tersungkur sediri bertahun-tahun

Hal ini juga yang mungkin membuatku sulit untuk diberitahu

Sulit untuk diajarkan


Namun, sisi lainku ingin sekali diajari

Ingin diajak diskusi, ingin diberi wawasan lebih baikMeski dengan segala luka justru membuatku trauma

Membuatku takut dan mungkin memang jiwaku sudah goyah


Akankah aku pantas untuk berpasangan dengan orang yang baik, mampu memenuhi kebutuhanku, dan mengiringi perjalananku dengan cara yang terbaik? Jika tidak, aku hanya berharap aku tetap kuat berdiri dan tidak kehiilangan nuraniku untuk bersimpati dan empati pada manusia lain.


Untuk mereka yang aku sayang, aku bingung kenapa rasanya perasaanku tak penting? Kenapa baru sekarang kalian meminta untuk dilibatkan? Kemana kalian dulu saat masa kecilku dirusak dengan bullying, kepercayaanku hilang, hampa, kebingunganku tentang masa depan dan pendidikan, bagaimana menata keuangan saat kalian yang memberi. Yang kutahu hanya bagaimana menjadi langit, tapi aku tidak mengerti bagaimana menjadi laut yang keduanya mampu menciptakan pemandangan indah di saat terbit atau tenggelam matahari.  Maaf jika perkataanku kasar menurut kalian dan membuat terluka, tapi aku pun juga begitu. Sayangnya kita tidak pernah mau membicarakan atau kalian tak pernah siap. Aku masih sayang, tapi jika begini, aku akan memilih lebih banyak diam dan semakin tak ingin menjalin hubungan jangka panjang dengan manusia lain yang orang bilang sebagai rumah tangga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika Terhadap Aspek Kehidupan

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika  Terhadap Aspek Kehidupan Disusun Oleh: {          Diajeng Anjarsari Rahmadhani {          Kezia Grace Monica {          Kresna Dwiki Ramadhana {          Rashif Imaduddin Lukman KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmatnya sehingga kami dari Kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah mengenai Zat Adiktif dan Psikotropika. Makalah ini kami buat dengan penuh ketelitian dan kami rangkum dari beberapa sumber yang dapat dipercaya.  Makalah ini kami harap dapat bermanfaat bagi pembaca mengingat banyaknya pemanfaat negatif dari zat adiktif dan psikotropika. Dengan adanya makalah ini kami harap kita semua dapat terhindar dari dampak negatif zat adiktif dan psikotropika.Zat adiktif dan psikatropika adalah zat berbahaya yang telah diakui secara internasional.  Namun zat adiktif dan psikotropika juga memiliki pemanfaatan yang positif. Mengenai pemanfaatan zat adi

Sudut Pandang

Bulan, hidup terasa kadang sunyi. Di balik temaram sinarmu, kadang aku meringkuk mencoba mencari solusi. Tidak ingin meratapi tapi kadang semesta punya caranya untuk berdialog dengan ujian. Ada pelajaran yang harus kupetik agar aku menemui kebaikan di ujung perjalanan. Istirahat adalah akhir yang banyak tidak manusia mengerti. Saat tidur dianggap sebagai penghilang masalah, tapi nyatanya gelombang kegelisahan tetap masuk berwujud mimpi. Nyatanya dunia adalah tempat berlelah hati dan pikiran untuk akhir yang kekal. Bintang, ingin rasanya kupeluk permukaanmu agar tenang merasuk pada jiwa yang bergejolak. Meski tak dapat kuterka bagaimana suhu permukaanmu. Namun, entah kenapa aku percaya bahwa kelap kelipnya cahayamu seperti mengajarkan cara bertahan agar tetap menyala. Angin, aku melihat seorang wanita muda terpaku pada tatapannya sore ini. kutemui dia dalam keceriaan tadi pagi, tapi entah mengapa rautnya berubah menjadi mendung. Jika ku analisa, sepertinya bukan hiruk pikuk kota

Tentang Hari Ini

Hari ini, dia terlihat lebih tampan dari biasanya Terlihat lebih profesional dan disiplin waktu karena salah satu atribut yang dikenakannya Hari ini, dia bercerita lebih banyak dari biasanya Dia menyuarakan perasaan dan pikirannya lebih lantang denganku Hari ini, dia bercerita dengan menatap mataku Mataku tanpa ragu menatap dan menanggapi dengan sungguh Hari ini, aku mengerti kenapa dia disenangi Kelembutannya tulus dan caranya memanusiakan manusia terpancar tanpa usaha yang lebih Hari ini, aku sadar mengapa ada penasaran tentangnya Aku menemukan frekuensi yang ternyata serupa tapi tak pernah kami coba selaraskan Hari ini, aku memberi saran untuknya Karena aku tahu dia harus mencari apa yang belum dia temukan pertanyaannya secara jelas Hari ini, aku sadar mengapa aku nyaman dengannya Aku juga sadar meski mungkin bersamanya, tapi ketidakmungkinan lebih besar karena sepertinya logikaku berkata dia tidak seperti yang ku cari Hari ini, aku menemukan kembali Sedikit merasa ada kemungkinan t