Langsung ke konten utama

How I See Life For Now (OTW to 24)

Sometimes life is not about decisions. A lot of path we have are not constructed by the steps of decision making. Some of things are just meant to somebody. Meanwhile, we have to tolerate about other people. It's not about faking all day, but sometimes it is a must. We have to adjust to get the condition on the right way. 

The more I grow, the more I know that we're not supposed to be 100% real for everybody. We can't please everyone and people might not please us. Putting hopes or happiness on others is not a right choice. We can be 100% of ourselves to people who deserve it, to them who can accept and appreciate a small thing we do. 

Living in this world is just like being a character on a game. Make strategy to still alive, take some steps to survive, choose some environment and way of communication to have a family or friendship. We can assume it as a natural survival instinct. We don't choose the people, but naturally we can feel uncomfortable with some of them. We analyze people and take some assumption which can be wrong. Then we share our experience to others just to fine some validation or perspective. 

I can change people, but I can change my responses. I can change the way they see me, but I can change how I respond to it. I can fight towards them, but I can still heal my soul in many ways I should. I can have everything, but I can put my mind to how I'm supposed to be thankful of what I have.

Sometimes I want the perfect thing, but at the end I can accept everything that existed for me. Living life like this is always challenging. If someone asked me about what kind of life I want, I never be able to tell it in details because thinking about today and tomorrow is quite spending energy.

I just hope I can be wiser than I am yesterday. Putting perspectives on the angle it needs so that it fits to the society I am in. Listen more to understand and find the right position. Be thankful more than I do lately. And never stop trying to improve the way of thinking, analyzing, and responding. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika Terhadap Aspek Kehidupan

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika  Terhadap Aspek Kehidupan Disusun Oleh: {          Diajeng Anjarsari Rahmadhani {          Kezia Grace Monica {          Kresna Dwiki Ramadhana {          Rashif Imaduddin Lukman KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmatnya sehingga kami dari Kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah mengenai Zat Adiktif dan Psikotropika. Makalah ini kami buat dengan penuh ketelitian dan kami rangkum dari beberapa sumber yang dapat dipercaya.  Makalah ini kami harap dapat bermanfaat bagi pembaca mengingat banyaknya pemanfaat negatif dari zat adiktif dan psikotropika. Dengan adanya makalah ini kami harap kita semua dapat terhindar dari dampak negatif zat adiktif dan psikotropika.Zat adiktif dan psikatrop...

Terjebak Dalam Bayangan

Manusia, oh Manusia Terjebak dalam angan kemungkinan dalam pikirnya Padahal sudah berulang kali dijauhkan oleh-Nya Berlalu waktu, hidupnya tenang dan baik saja Halaman tua sudah ditutup Namun, terganjal saat lintasan bayangnya nyata di mata Bukan ingin mengulang, tapi hanya saja ini tersisa kemungkinan Dibukanya kembali halaman itu Diteliti kembali karena sudah lupa rasa Baru buka satu dua kalimat, ternyata logika menolak Untuk kesekian kali, memori pahitnya mencuat Untuk apa berupaya tapi ternyata hanya give and give Untuk apa mendengar kalau ternyata tidak pernah ada pertanyaan berbalas Ternyata buku lama itu memang diperlukan Dibaca kembali, agar hati tidak menjadi bodoh Evaluasi dapat dianalisis, hingga dirimu tidak lagi jatuh pada angan Yakinlah jalanmu sejauh ini diatur oleh-Nya Dijauhkan dan ditemukan dengan orang-orang yang jauh lebih memahami Maka, manusia, kenapa ragu akan takdir-Nya Kenapa takut akan tidak menemukan padahal jalanmu adalah ditemukan Bacalah jalanmu, sepertiny...

Lewat

 Terjebak dialektika dalam nalar Ditatap nanar oleh sosok diri sendiri Mengharapkan untaian adegan Tentangnya yang nyata tapi tidak merasa Tatapannya merdu untuk jiwa yang haru Sapanya halus seolah sedang mengelus Hingga akhirnya dia tahu  Ternyata mendamba setelah sudah berlalu Tidak ada yang sia-sia Setelah sekian lama dia tetap inersia Akhirnya orang itu muncul, mengusik Memberi ajar untuk berhenti diam Cari tahu ingin diri Beri pandang tentang standar Beri sadar tentang kualitas Bawa sadar pada realitas