Langsung ke konten utama

APAKAH KARENA PANDEMI?

Dunia semakin menggila. Berbagai kenyataan mulai hadir secara beragam. Waktu semakin berjalan, ambisi tak lagi seperti dahulu. Pandemi mengubah segalanya. Mengubah pola pendewasaan pada masyarakat. Menjadikannya sebagai alasan pembenaran pada berbagai peristiwa yang berada di luar norma benar dan salah.

Sementara masyarakat bergerak, susah dan payah untuk bertahan, sebagian lain ada yang mampu melihatnya sebagai kesempatan. Politik mencampuri komoditas bahan pokok. Idealisme menjadi rancu karena situasi terlalu cepat berubah dan meminta untuk adaptasi. 

Terkait percaya, sebagian meyakini jangan percaya pada orang lain selain diri sendiri. Sebagian lain menyarankan untuk coba memberi sebagian kepercayaan. Namun, sepertinya manusia pada zaman ini terjebak dalam hiruk pikuk dunia yang cepat sehingga mereka gemar sekali lupa pada perkataannya sendiri. NANTI, PASTI. Hampir sering terdengar pada telinga ataupun melalui pesan teks WA. 

Dengan pekerjaan dan situasi saya yang saat ini sekarang, saya baru menyadari berbagai hal yang terjadi dalam hidup ini menuju pada satu garis yang sudah ditakdirkan. Segala tempaan yang terjadi dan tekanan yang secara tidak langsung ada, telah membentuk saya menjadi seperti ini. 

Semakin lama kita hidup di dunia, semakin banyak manusia yang lalu lalang. Silih berganti sesuai arah skenario Tuhan yang telah dirancang. Kondisi semakin cepat berubah. Manusia yang selalu ada berubah menjadi orang asing. Atau sekedar tak dapat lagi menjalani keseharian secara bersama. Mereka yang baru dan memberi nyaman akan menggantikan posisinya. Kemudian begitu seterusnya. Saat kita tumbuh kecil, anak-anak akan menganggap kejadian seperti ini adalah sebuah bentuk melupakan teman. Padahal sepertinya fase kehidupan akan terus berubah dan tokoh-tokohnya pun berubah. Kita tidak memiliki energi yang super untuk mempertahankan semua orang yang pernah hadir karena perjuangan hidup harus selalu berjalan. 

Manusia kadang kehilangan sejarah. Bahkan bukan untuk masa lalu yang jauh. Sekedar pada perkataan kemarin saja mereka suka lupa. Kadang terlalu panas pada pencapaian manusia lain. Mencoba berlari mengikuti hal-hal umum yang sudah dicapai orang lain. Lupa bahwa ternyata diri tidak menginginkan itu. Manusia terlalu kompleks dan keinginannya memiliki kompleksitas yang berbeda. Dengan dunia yang saat ini, sepertinya sulit menemukan orang dengan keinginan yang sederhana. Sesederhana menjalankan hidup seperti orang baik, berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya, mengejar surga, dan tidak perlu pusing pada pengaturan keuangan yang penuh dengan beragam investasi serta ketakutan akan ketidakcukupan pada masa depan. 

Manusia senang membicarakan tentang dirinya sendiri. Tentang pendapatnya, pencapaiannya, pengalamannya yang mungkin bermanfaat pada manusia lain. Namun, dengan berbagai kemudahan untuk berbagi, semua menjadi ambigu. Terkadang lupa tentang cara menyampaikan yang baik. Merasa hal yang disampaikannya jauh lebih baik daripada kondisi baru yang ada di hadapannya. Terlalu bersemangat menyampaikan tapi lupa kepada siapa sasaran yang tepat untuk argumen tersebut. Atau argumen tersebut hanya bagus untuk kata, tapi pemiliknya pun enggan untuk menginisiasi sebab menanggung akibat dan prosesnya terlalu berat.

Semakin senang pada yang instan dan kemudahan, tapi lupa pada nilai yang ingin diraih. Pada akhirnya, hanya berujung pada transaksi dan materi. Lupa tentang menempatkan diri, tapi ingin menonjolkan diri. Ketika "berbagi" tidak melihat lawan bicara, menjadikan lawan bicara kecil hati dan justru ingin memiliki hal yang sama padahal tidak sesuai. 

Entah memang seperti ini sebelumnya, atau pandemi justru membuatnya semakin jelas untuk dilihat dan dipelajari. Setiap hari adalah perjuangan dari keinginan yang belum terwujud atau pencarian keinginan selanjutnya karena hari ini terlalu statis dan stagnan. Harapan tak lagi memberikan cahaya karena sepertinya rutinitas tak lagi memerlukannya. Untuk hari ke depan, sudah seharusnya kita mampu menanyakan apa yang sebenarnya kita inginkan dalam hidup, dengan atau tanpa mempertimbangkan perkembangan kemajuan teknologi yang membuat manusia semakin berlari maju atau justru tak karuan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika Terhadap Aspek Kehidupan

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika  Terhadap Aspek Kehidupan Disusun Oleh: {          Diajeng Anjarsari Rahmadhani {          Kezia Grace Monica {          Kresna Dwiki Ramadhana {          Rashif Imaduddin Lukman KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmatnya sehingga kami dari Kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah mengenai Zat Adiktif dan Psikotropika. Makalah ini kami buat dengan penuh ketelitian dan kami rangkum dari beberapa sumber yang dapat dipercaya.  Makalah ini kami harap dapat bermanfaat bagi pembaca mengingat banyaknya pemanfaat negatif dari zat adiktif dan psikotropika. Dengan adanya makalah ini kami harap kita semua dapat terhindar dari dampak negatif zat adiktif dan psikotropika.Zat adiktif dan psikatropika adalah zat berbahaya yang telah diakui secara internasional.  Namun zat adiktif dan psikotropika juga memiliki pemanfaatan yang positif. Mengenai pemanfaatan zat adi

Sudut Pandang

Bulan, hidup terasa kadang sunyi. Di balik temaram sinarmu, kadang aku meringkuk mencoba mencari solusi. Tidak ingin meratapi tapi kadang semesta punya caranya untuk berdialog dengan ujian. Ada pelajaran yang harus kupetik agar aku menemui kebaikan di ujung perjalanan. Istirahat adalah akhir yang banyak tidak manusia mengerti. Saat tidur dianggap sebagai penghilang masalah, tapi nyatanya gelombang kegelisahan tetap masuk berwujud mimpi. Nyatanya dunia adalah tempat berlelah hati dan pikiran untuk akhir yang kekal. Bintang, ingin rasanya kupeluk permukaanmu agar tenang merasuk pada jiwa yang bergejolak. Meski tak dapat kuterka bagaimana suhu permukaanmu. Namun, entah kenapa aku percaya bahwa kelap kelipnya cahayamu seperti mengajarkan cara bertahan agar tetap menyala. Angin, aku melihat seorang wanita muda terpaku pada tatapannya sore ini. kutemui dia dalam keceriaan tadi pagi, tapi entah mengapa rautnya berubah menjadi mendung. Jika ku analisa, sepertinya bukan hiruk pikuk kota

Tentang Hari Ini

Hari ini, dia terlihat lebih tampan dari biasanya Terlihat lebih profesional dan disiplin waktu karena salah satu atribut yang dikenakannya Hari ini, dia bercerita lebih banyak dari biasanya Dia menyuarakan perasaan dan pikirannya lebih lantang denganku Hari ini, dia bercerita dengan menatap mataku Mataku tanpa ragu menatap dan menanggapi dengan sungguh Hari ini, aku mengerti kenapa dia disenangi Kelembutannya tulus dan caranya memanusiakan manusia terpancar tanpa usaha yang lebih Hari ini, aku sadar mengapa ada penasaran tentangnya Aku menemukan frekuensi yang ternyata serupa tapi tak pernah kami coba selaraskan Hari ini, aku memberi saran untuknya Karena aku tahu dia harus mencari apa yang belum dia temukan pertanyaannya secara jelas Hari ini, aku sadar mengapa aku nyaman dengannya Aku juga sadar meski mungkin bersamanya, tapi ketidakmungkinan lebih besar karena sepertinya logikaku berkata dia tidak seperti yang ku cari Hari ini, aku menemukan kembali Sedikit merasa ada kemungkinan t