Langsung ke konten utama

Amarah

Musim mengaumkan dosa yang terjadi
Terbungkam dengan aum serigala yang selalu sendiri
Kucuran air mata itu tak mampu lagi hentikan digresi
Ataupun sekedar menghapus alufiru yang sedah terlanjur berdiri

Deviasi mereka menghancurkan segala substansi
Giginya menggigiti bibir kecil itu
Mukanya memerah seolah terbakar api
Seolah cacian mereka bukan lagi menjadi hal tabu

Siapa mereka? Mencaci dan menghina dia seenaknya
Menghujat dan menggunjingkan dia di balik punggungnya
Perkataan baik apa yang sudah disampaikan padanya
Atau mereka memang senang menggunjing dan menjilatnya

Pikirannya sudah berefleksi menjadi air sungai yang keruh
Tak hanya muka, matanya mulah memerah
Alis matanya mulai berkerut tajam
Menandakan ambisi dan amarah terpendam

Mereka bilang kau tidak becus
Mereka bilang kau pantas binasa
Mereka bilang kau berlumur dosa dan pahalamu terkikis
Mereka minta kau turun dari kuasa

Dan kau hanya memendam itu bak siksa yang menyayat
Tak sedikitkah kau ingin melucuti perkataan mereka
Paradoksmu pantas kau hujamkan ke mereka agar menyayat
Begal mulut mereka agar mereka sadar perbuatan mereka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika Terhadap Aspek Kehidupan

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika  Terhadap Aspek Kehidupan Disusun Oleh: {          Diajeng Anjarsari Rahmadhani {          Kezia Grace Monica {          Kresna Dwiki Ramadhana {          Rashif Imaduddin Lukman KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmatnya sehingga kami dari Kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah mengenai Zat Adiktif dan Psikotropika. Makalah ini kami buat dengan penuh ketelitian dan kami rangkum dari beberapa sumber yang dapat dipercaya.  Makalah ini kami harap dapat bermanfaat bagi pembaca mengingat banyaknya pemanfaat negatif dari zat adiktif dan psikotropika. Dengan adanya makalah ini kami harap kita semua dapat terhindar dari dampak negatif zat adiktif dan psikotropika.Zat adiktif dan psikatrop...

Terjebak Dalam Bayangan

Manusia, oh Manusia Terjebak dalam angan kemungkinan dalam pikirnya Padahal sudah berulang kali dijauhkan oleh-Nya Berlalu waktu, hidupnya tenang dan baik saja Halaman tua sudah ditutup Namun, terganjal saat lintasan bayangnya nyata di mata Bukan ingin mengulang, tapi hanya saja ini tersisa kemungkinan Dibukanya kembali halaman itu Diteliti kembali karena sudah lupa rasa Baru buka satu dua kalimat, ternyata logika menolak Untuk kesekian kali, memori pahitnya mencuat Untuk apa berupaya tapi ternyata hanya give and give Untuk apa mendengar kalau ternyata tidak pernah ada pertanyaan berbalas Ternyata buku lama itu memang diperlukan Dibaca kembali, agar hati tidak menjadi bodoh Evaluasi dapat dianalisis, hingga dirimu tidak lagi jatuh pada angan Yakinlah jalanmu sejauh ini diatur oleh-Nya Dijauhkan dan ditemukan dengan orang-orang yang jauh lebih memahami Maka, manusia, kenapa ragu akan takdir-Nya Kenapa takut akan tidak menemukan padahal jalanmu adalah ditemukan Bacalah jalanmu, sepertiny...

Lewat

 Terjebak dialektika dalam nalar Ditatap nanar oleh sosok diri sendiri Mengharapkan untaian adegan Tentangnya yang nyata tapi tidak merasa Tatapannya merdu untuk jiwa yang haru Sapanya halus seolah sedang mengelus Hingga akhirnya dia tahu  Ternyata mendamba setelah sudah berlalu Tidak ada yang sia-sia Setelah sekian lama dia tetap inersia Akhirnya orang itu muncul, mengusik Memberi ajar untuk berhenti diam Cari tahu ingin diri Beri pandang tentang standar Beri sadar tentang kualitas Bawa sadar pada realitas