Langsung ke konten utama

Ceria (Cerita Ai dan Abang)

"Kasihan deh dek, udah di posisi 98, eh kena dadu 5 jadi turun ke 75"

"Idih, seneng banget ya Bang, lagian sih kok ngajakin main ginian. Terakhir kali juga pas kecil, kelas 3, itu pun sama Abang juga"
"Emang kau dah besar. Eh, nikmati ajalah selagi bisa. Nanti pasti kau akan merindukannya"
" Oke,oke"
"Oke aja? Jadi anak kecil loh enak Ai. Kau ga perlu mikir ini itu, tanggungan ini itu. Penting sekolah main, makan, tidur, kerjakan apa yang dicakap orang tua, tu gitu aja. Tugas sekolah pun cuma itu itu aja. Ndak macam kini. Tengoklah kantung mata kau tu, dari semester lalu hingga kini tak ubah-ubah. Banyak kali yang dikerjakan sampai malam kan. Belum lagi mikirkan manusia ini dan itu."
"He, iya sih, hehe... jangan baper kayak gitu lah, lihatlah aku pun dah menang ni. Jadi apa traktiran bang?"
"Keluar lah tu sikap anak-anaknya. Ayoklah, biar kuajak kau ke suatu tempat. Walau kau berasal dari area ini, kau belum benar" kenal. SMA aja kau terkurung terus kuliah pula di tanah orang. Abang lah yang menetap di sini."
Singkat cerita aku pun pergi, berkelana sebentar, menikmati aroma kota yang kutinggalkan
Tanah tempatku lahir dan berkembang dan kini harus kutinggal sejenak untuk belajar
Belajar lebih banyak untuk mengabdi lebih apik
Lihatlah gedung-gedung itu, tidak banyak yang berubah
Langit biru menjadi terang benderang karena matahari dengan elok bersinar
Aku dan Abang, melewati jalan yang jarang kulewati, tapi jalanannya ramai
Kota ini mulai masih ramai dan tenang
Tidak macet yang memusingkan
Aku memandang kiri dan kanan seolah aku sudah lama pergi
Padahal setiap 4 bulan, aku pasti pulang, pulang menjemput rindu
Kamar tidur yang berbeda tapi mengesankan
Suasana rumah yang tidak ada duanya
Aku mulai memasuki jalanan yang lebih ramai
Abang membawa kemudi berbelok ke kiri dan memarkirkan motor
"Dah sampai Ai"
"Kok Ai ga tau ada tempat ini bang?"
Jelaslah, kan udah kubilang tadi, ayo masuk"
"Serius tempatnya bagus. Bisa aku lihat jalanan tu ha"
"Ya itulah, karena aku tahu kau suka betul sama jalan raya, entah kenapa pula. Mungkin karena 3 tahun dulu kau terkurung tak bisa lihat jalan ya"
"He, sembarang"
"Ini tu tempat aku dulu sering main sama kawan-kawan"
"Tu sekarang masih sering bang?"
"Nggak. Semua tu pasti berputar dan ada siklusnya Ai. Dulu kami udah erat kayak dilem. Lama kelamaan waktu memberi perintah untuk kami mencari hal lainnya. Berat memang, tapi ya kalau ditakdirkan bertemu pasti akan kumpul lagi. Kau ingat Genta?"
"Iya, ingat, kenapa bang?"
"Aku udah putus kontak sama dia."
"Kenapa?"
"Dia pergi melanjutkan sekolah ke luar negeri. Sebenarnya Abang juga daftar, tapi ga lulus. Terus dia pergi. Dari kota kita cuma Dia dan Rere"
"Kak rere kawan abang yang dulu sering main tu?"
"Iya, ya gitu. Dia juga udah ga ada kabar. Mungkin lagi seru sama dunianya. Untuk apa pula Abang harap mereka selalu menanyakan kabar Abang kan. Cukuplah Abang tahu. Semua ada masanya, teman untuk suatu alasan, teman untuk suatu masa, atau teman untuk suatu pelajaran. Makanya kau jangan mudah sedih kalau semua tu ga lagi sama. Mungkin dulu kau merasa ditinggalkan, tapi jangan karena itu kau menjadi orang yang juga suka meninggalkan. Kau yang memutuskan akan dikenang seperti apa oleh orang lain, atau justru tidak ingin dikenang"
Siang cerah singkat yang membuatku menyadari satu hal, bahwa tak ada satu titik pun yang memiliki bentuk sama meski dinoktahkan oleh tangan yang sama karena mereka dibuat pada detij yang berbeda dengan suasana yang berbeda.....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika Terhadap Aspek Kehidupan

Dampak Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika  Terhadap Aspek Kehidupan Disusun Oleh: {          Diajeng Anjarsari Rahmadhani {          Kezia Grace Monica {          Kresna Dwiki Ramadhana {          Rashif Imaduddin Lukman KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmatnya sehingga kami dari Kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah mengenai Zat Adiktif dan Psikotropika. Makalah ini kami buat dengan penuh ketelitian dan kami rangkum dari beberapa sumber yang dapat dipercaya.  Makalah ini kami harap dapat bermanfaat bagi pembaca mengingat banyaknya pemanfaat negatif dari zat adiktif dan psikotropika. Dengan adanya makalah ini kami harap kita semua dapat terhindar dari dampak negatif zat adiktif dan psikotropika.Zat adiktif dan psikatropika adalah zat berbahaya yang telah diakui secara internasional.  Namun zat adiktif dan psikotropika juga memiliki pemanfaatan yang positif. Mengenai pemanfaatan zat adi

Tentang Hari Ini

Hari ini, dia terlihat lebih tampan dari biasanya Terlihat lebih profesional dan disiplin waktu karena salah satu atribut yang dikenakannya Hari ini, dia bercerita lebih banyak dari biasanya Dia menyuarakan perasaan dan pikirannya lebih lantang denganku Hari ini, dia bercerita dengan menatap mataku Mataku tanpa ragu menatap dan menanggapi dengan sungguh Hari ini, aku mengerti kenapa dia disenangi Kelembutannya tulus dan caranya memanusiakan manusia terpancar tanpa usaha yang lebih Hari ini, aku sadar mengapa ada penasaran tentangnya Aku menemukan frekuensi yang ternyata serupa tapi tak pernah kami coba selaraskan Hari ini, aku memberi saran untuknya Karena aku tahu dia harus mencari apa yang belum dia temukan pertanyaannya secara jelas Hari ini, aku sadar mengapa aku nyaman dengannya Aku juga sadar meski mungkin bersamanya, tapi ketidakmungkinan lebih besar karena sepertinya logikaku berkata dia tidak seperti yang ku cari Hari ini, aku menemukan kembali Sedikit merasa ada kemungkinan t

Sudut Pandang

Bulan, hidup terasa kadang sunyi. Di balik temaram sinarmu, kadang aku meringkuk mencoba mencari solusi. Tidak ingin meratapi tapi kadang semesta punya caranya untuk berdialog dengan ujian. Ada pelajaran yang harus kupetik agar aku menemui kebaikan di ujung perjalanan. Istirahat adalah akhir yang banyak tidak manusia mengerti. Saat tidur dianggap sebagai penghilang masalah, tapi nyatanya gelombang kegelisahan tetap masuk berwujud mimpi. Nyatanya dunia adalah tempat berlelah hati dan pikiran untuk akhir yang kekal. Bintang, ingin rasanya kupeluk permukaanmu agar tenang merasuk pada jiwa yang bergejolak. Meski tak dapat kuterka bagaimana suhu permukaanmu. Namun, entah kenapa aku percaya bahwa kelap kelipnya cahayamu seperti mengajarkan cara bertahan agar tetap menyala. Angin, aku melihat seorang wanita muda terpaku pada tatapannya sore ini. kutemui dia dalam keceriaan tadi pagi, tapi entah mengapa rautnya berubah menjadi mendung. Jika ku analisa, sepertinya bukan hiruk pikuk kota